Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pakan ikan dengan harga murah ternyata kurang diminati pasar. Sejak didengungkan pada bulan Maret 2015 lalu oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti, sudah ada sejumlah produsen ikan yang mencoba memproduksi pakan ikan harga murah. Namun setelah diproduksi, ternyata hanya sedikit peminatnya.
Denny D.Indradjaja, Ketua Divisi Pakan Ikan Gabungan Pengusaha Makan Ternak (GPMT) mengatakan berdasarkan laporan dari anggota asosiasi pakan, ternyata pakan murah yang baru diproduksi dengan kadar protein 27% kurang diminati pembudidaya ikan skala industri. "Pembudidaya skala industri itu tetap ingin menggunakan pakan ikan dengan kadar protein tinggi mencapai 34% supaya cepat panen," ujar Denny kepada KONTAN, Selasa (30/6).
Denny menjelaskan salah satu produsen pakan ikan yakni PPT Central Proteinaprima Tbk (CPRO) telah memproduksi pakan ikan dengan harga ekonomis yakni berada pada kisaran Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per kg. Namun yang terjual hanya 50 ton saja. Hal serupa juga dialami oleh sejumlah produsen pakan murah lainnya. Ia bilang pangsa pasar pakan murah adalah mereka pembudidaya ikan skala rumahan yang tidak fokus untuk bisnis.
Di sisi lain, harga ikan lele yang saat ini sudah naik ditingkat peternak sekitar Rp 15.000 - Rp 17.000 per kg dinilai sebagai penyebab kurangnya minat pembudidaya membeli pakan murah. Pasalnya, bila mereka menggunakan pakan murah, maka butuh waktu yang lama untuk bisa panen. Sementara kalau menggunakan pakan dengan kadar protein tinggi yang harganya Rp 10.000 per kg, maka dalam waktu 30 hari hingga 45 hari ikan lele bisa dipanen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News