kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pakistan catat rekor pembelian tertinggi minyak sawit RI sepanjang sejarah


Senin, 07 Januari 2019 / 22:45 WIB
Pakistan catat rekor pembelian tertinggi minyak sawit RI sepanjang sejarah


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Di tengah lesunya harga minyak sawit Pakistan mencatat rekor tertinggi pembelian minyak sawit terbanyak sepanjang sejarah minyak sawit Indonesia yakni sebesar 326,410 ton atau naik 32% dibandingkan bulan sebelumnya dengan volume 246.970 ton.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono mengatakan, harga minyak sawit yang murah dan pengisian stok sepertinya menjadi faktor pendorong naiknya impor minyak sawit oleh Pakistan. Ke depan dengan semakin luasnya Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Pakistan.

"Serta sedang dijajaki untuk ditingkatkan menjadi perdagangan bebas, maka peluang Indonesia untuk terus meningkatkan perdagangan minyak sawit akan semakin besar,"ujarnya dalam siaran pers, Senin (7/1).

Pakistan memiliki penduduk yang banyak dan minyak sawit merupakan salah satu minyak utama yang digunakan dalam produk makanan, rumah tangga dan industri lainnya sehingga sangat penting bagi pemerintah Indonesia untuk mempercepat proses pemberlakuan PTA yang telah direview bersama dan juga mengakselerasi PTA menjadi FTA.

Menyusul di belakang Pakistan adalah negara-negara Timur Tengah yang juga membukukan kenaikan impor minyak sawit dari Indonesia sebesar 31% atau dari 120,200 ton naik menjadi 157,810 ton dan India mengikuti dengan kenaikan tipis yaitu 3%  atau dari 689.170 ton naik menjadi 711,310 ton.

Sebaliknya beberapa negara tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia mengalami penurunan seperti China 20%, Negara Uni Eropa 21%, Amerika Serikat 10% dan Bangladesh 58%). Penurunan impor dari negara-negara ini disebabkan masih tingginya stok minyak nabati di dalam negeri.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×