Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Dengan semakin meningkatnya proyek perumahan dan komersial, ditambah dengan preferensi besar untuk bahan insulasi alami pada bangunan konvensional dan hijau, permintaan akan produk kaca semakin besar dari sektor konstruksi.
Baca Juga: Asosiasi kaca dan asosiasi keramik berharap Menperin baru turunkan harga gas Industri
Laporan Research and Markets pada 2018 memprediksi permintaan kaca hemat energi di Indonesia akan tumbuh sekitar 13,1% per tahun selama periode 2019-2025. Penjualan kaca hemat eenergi diprediksi mencapai US$ 50,13 juta pada 2019 dan US$ 106,7 juta pada 2025.
Asia Pasifik diperkirakan masih menjadi pemimpin pasar industri kaca lembaran. Adapun pada tahun 2014, pangsa pasar dari wilayah ini mencapai 60%-65% di mana sektor industri otomotif dan kontruksi menjadi pengguna utamanya.
Sementara Ketua Asosiasi Kaca Lembaran & Pengaman Yustinus Gunawan optimistis industri kaca nasional akan terus tumbuh sejalan dengan pemulihan ekonomi Indonesia karena pembangunan infrastruktur masih terus berlanjut.
Baca Juga: Melukis fulus dari ragam hiasan lukisan kaca
Selain itu, lanjutnya, penerapan industri 4.0 juga akan mendorong pertumbuhan industri ini. Dengan penerapan industri 4.0 ini, industri kaca yang merupakan industri padat modal dengan biaya investasi besar dapat didukung melalui penguatan rantai pasok yang menjamin ketersediaan bahan baku dan energi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News