kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Panen kedelai, harga CPO sulit beranjak naik


Rabu, 25 September 2013 / 08:22 WIB
Panen kedelai, harga CPO sulit beranjak naik
ILUSTRASI. Nama-Nama Planet di Tata Surya Bagian Dalam & Bagian Luar, Bumi Masuk Mana?


Reporter: Handoyo | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) atawa minyak sawit mentah turun. Joko Supriyono, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengatakan harga CPO rata-rata di bulan September di kisaran US$ 815 hingga US$ 850 per ton. Padahal sepanjang tahun lalu, harga rata-rata CPO sekitar US$ 900 per ton.


Menurut Joko, harga CPO akan makin tertekan di minggu depan. Soalnya, pada akhir September, sejumlah negara seperti Brasil, Argentina dan AS akan mulai panen kedelai. "Harga tidak akan kembali seperti tahun lalu," kata Joko, kemarin.


Dibandingkan dengan harga bulan Agustus, harga CPO justru malah merosot. Soalnya, di sepanjang Agustus tahun ini, harga CPO sekitar US$ 820-US$ 855 ton, bahkan sempat naik di kisaran


US$ 850-US$ 870 per ton, yaitu di minggu ketiga dan keempat. Namun, pada awal September harga kembali turun.


Perusahaan produsen CPO makin terjepit karena produksi CPO turun. Joko bilang, produksi Januari-Agustus ini, produksi nasional CPO turun 5%-10% dibandingkan tahun lalu periode yang sama.


Sayang, Joko tidak mengungkapkan berapa besar volume produksi CPO nasional pada delapan bulan pertama tahun ini. "Kondisi penurunan ini juga dialami oleh Malaysia," kata Joko.


Pada semester kedua tahun ini, Joko mengharapkan ada perbaikan produksi. Ia tak berani meramalkan berapa besar volume produksi CPO sampai akhir tahun ini. Tahun ini, Indonesia mengincar target produksi CPO sekitar 25 juta ton naik 6,84% dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar 23,4 juta ton. Ekspor CPO tahun ini ditargetkan mencapai 19 juta ton.


Sesuai siklusnya, produksi CPO mulai banjir pada November dan Desember. Begitupun juga dengan pasokan dari Malaysia mulai meningkat. Dampaknya, harga CPO makin melorot.


Ida Bagus Mayun Koordinator Sustainability PT Sarana Inti Pratama mengatakan bahwa musim kemarau basah kali ini sangat berpengaruh pada proses produksi buah kelapa sawit. Awal tahun ini, hujan rata-rata turun di pagi atau siang hari padahal saat puncak penyerbukan terjadi pukul 9.00-12.00.


Akibat curah hujan yang tinggi, produktivitas minyak buah sawit menjadi berkurang. Mayun menyatakan, meski ukuran buah sawit tetap besar, kandungan minyak sawit cenderung berkurang hingga 10% jika banyak hujan. "Sebanyak apapun pupuk yang diberikan, minyak sawit yang diperoleh tak sebanyak biasanya," kata Mayun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×