Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) atau Latinusa menyebut telah mencatatkan kenaikan penguasaan pangsa pasar atawa market share di pasar tinplate tanah air tahun lalu.
Berdasarkan data internal perusahaan, market share NIKL di pasar tinplate mencapai 64% pada tahun 2020, naik dibanding perolehan market share tahun 2019 yang mencapai 63%.
Capaian ini didapat saat kinerja penjualan perusahaan menyusut. Direktur Komersial PT Pelat Timah Nusantara Tbk, Yulia Heryati mengatakan, volume penjualan NIKL turun 1,44% dibanding realisasi tahun 2019 seiring konsumsi tinplate nasional yang susut 3,94%.
Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGAS) merugi US$ 264,77 juta sepanjang tahun 2020
Seiring dengan hal ini, omset alias kinerja top line NIKL terkoreksi 11,25% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula US$ 163,08 juta di tahun 2019 menjadi US$ 144,73 juta pada tahun 2020.
Meski begitu, penurunan konsumsi pada tinplate impor yang selama ini menjadi kompetitor NIKL rupanya lebih dalam dibanding penurunan yang dialami oleh produk NIKL. Faktor pendorongnya beragam, salah satunya dikarenakan oleh adanya serangkaian pembatasan-pembatasan importasi yang sempat terjadi di tengah situasi pandemi Covid-19.
Di samping itu, pelemahan rupiah yang sempat terjadi di tahun 2020 juga diduga turut berperan dalam penurunan konsumsi tinplate impor, sebab hal tersebut dinilai bisa menjadi disinsentif bagi para importir untuk mengimpor produk-produk tinplate dari pemasok luar negeri.
“Walaupun kita turun, karena secara nasional menurun, cuma kita mendapatkan sedikit keberuntungan dari sedikitnya barang impor yang masuk ke Indonesia,” dalam paparan publik secara virtual, Kamis (8/4).
Penurunan penjualan serta kenaikan market share NIKL tahun lalu juga dibarengi oleh penurunan pengeluaran pada sejumlah pos beban. Beban pokok penjualan misalnya, tercatat turun 11,53% yoy dari semula US$ 152,55 juta di tahun 2019 menjadi US$ 134,95 juta pada tahun 2020.
Baca Juga: Imago Mulia Persada (LFLO) ekspansi offline dan online tahun ini
Penurunan pengeluaran juga dijumpai pada pos beban penjualan dan distribusi serta pos biaya keuangan. Tercatat, dalam laporan keuangan tahunan perusahaan, beban penjualan dan distribusi mengalami penurunan 4,96% yoy dari US$ 3,28 juta di tahun 2019 menjadi US$ 3,12 juta di tahun 2020.
Sementara itu, biaya keuangan NIKL tercatat mengalami penurunan yang lebih dalam, yaitu sebesar 32,10% yoy dari semula US$ 1,85 juta di tahun 2019 menjadi US$ 1,25 juta pada tahun 2020.
Dengan penurunan pada pos-pos pengeluaran, NIKL berhasil mengempit laba bersih tahun berjalan sebesar US$ 2,71 juta di tahun 2020, naik tipis 1,40% dari realisasi laba bersih tahun berjalan 2019 yang sebesar US$ 2,68 juta.
Di tahun 2021, NIKL optimistis bisa mencatatkan kenaikan market share dan juga laba bersih. NIKL menargetkan, bisa menggenggam market share di atas 64% di pasar tinplate domestik pada tahun 2021 ini.
Seiring dengan hal ini, NIKL memproyeksikan pertumbuhan laba single digit di sepanjang tahun 2021. “Kayaknya tumbuh sekitar masih di bawah 10% lah laba di tahun 2021,” ungkap Jetrinaldi, Direktur Utama PT Pelat Timah Nusantara Tbk.
Selanjutnya: Penjualan Kabelindo Murni (KBLM) turun 23,15% yoy di 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News