kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Paramount garap proyek luar Jawa


Senin, 24 November 2014 / 09:45 WIB
Paramount garap proyek luar Jawa
ILUSTRASI. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menghadiri perayaan hari jadi?Korean Children's Union (KCU) yang ke-70 di Pyongyang (2016)


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA.. Tidak puas hanya menjadi pemain properti di kawasan Serpong Tangerang semata, PT Paramount Enterprise International (dulu bernama PT Paramount Land) ingin menambah portofolio proyek properti di luar pulau Jawa. Perusahaan ini langsung membidik daerah Bali dan Pekanbaru sebagai tujuan ekspansi.

Menurut Sekretaris Perusahaan Paramount Enterprise International Esther Yuanita, kedua daerah tersebut memiliki pasar yang terbilang besar. Ia menjelaskan saat ini pihaknya tengah mengincar lahan (landbank) di pulau dewata seluas 2,5 hektare (ha). Sedangkan luas lahan yang dibidik di Pekanbaru sedikit lebih besar yaitu 4 ha.

Rencananya di kedua lahan tersebut, pengembang ini siap mendirikan proyek properti terpadu alias mixed use. Yang terdiri dari apartemen, hotel, serta area komersial. 

Sayangnya Esther belum bisa memaparkan secara detail rencana pengembangan proyek tersebut maupun nilai investasi yang dibutuhkan. Termasuk juga lokasi persis proyek tersebut.  "Semuanya masih di drawing board," ujarnya kepada KONTAN, belum lama ini.

Meski begitu Esther percaya diri proyek di Bali dan Pekanbaru bisa meluncur pada 2015 karena akuisisi lahan sudah rampung. Estimasinya, pembangunan proyek ini bisa memakan waktu pengerjaan antara lima tahun hingga delapan tahun.

Ekspansi Paramount ke luar Serpong sejatinya tidak terlalu mendesak. Maklum, perusahaan ini masih menyimpan landbank yang cukup luas di wilayah yang jadi incaran pengembang kakap tersebut, yaitu seluas 300 ha di Gading Serpong. Adapun luas kota mandiri ini secara keseluruhan mencapai 2.200 ha yang digarap bersama pengembang PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Esther memperkirakan simpanan lahan di Gading Serpong masih cukup untuk pengembangan hingga sepuluh tahun lagi. "Tapi kami tidak mau menghabiskan cepat-cepat karena harga lahan di Serpong naik terus. Makanya, strategi bisnis kami adalah ekspansi ke luar Serpong dulu," terangnya.

Asal tahu saja, sebelum ekspansi ke Bali dan Pekanbaru, Paramount sudah lebih dulu menjejakkan kakinya ke luar Serpong melalui Atria Hotel & Conference di Magelang.

Hotel berbintang empat tersebut merupakan hotel Paramount yang ketiga setelah Atria Hotel & Conference dan Fame Hotel, keduanya berlokasi di Gading Serpong.

Sampai akhir tahun ini, Paramount mengincar pendapatan penjualan atau marketing sales Rp 3 triliun. Target ini tumbuh sebesar 10% di atas pencapaian tahun lalu. 

Sedangkan hingga dengan Oktober 2014 kemarin, perusahaan properti ini sudah mengantongi pendapatan penjualan sebesar Rp 2,7 triliun. Kontribusi terbesar  berasal dari penjualan produk residensial yang sebesar 95% dan sisanya dari penjualan ruko.

Paramount sendiri optimistis mampu mencapai target bisnis tersebut. Soalnya masih ada satu kluster lagi yang bakal dipasarkan di sisa tahun. Sayang, Esther masih merahasiakan target 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×