kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar batubara tertekan, begini kinerja operasional Indika Energy di semester I


Jumat, 24 Juli 2020 / 17:03 WIB
Pasar batubara tertekan, begini kinerja operasional Indika Energy di semester I
ILUSTRASI. PT Indika Energy Tbk (INDY). Pasar batubara tertekan, kinerja operasional Indika Energy (INDY) masih stabil di semester I-2020.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatatkan kinerja operasional positif kendati kondisi pasar batubara masih diliputi ketidakpastian. Emiten ini juga tetap fokus menggarap sejumlah proyek di luar tambang batubara.

Head of Corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando mengatakan, hingga semester I-2020, tambang anak usaha INDY yaitu Kideco Jaya Agung telah memproduksi 16,9 juta ton batubara. Jumlah ini meningkat 2,42% (yoy) dibandingkan realisasi produksi batubara di semester satu tahun lalu yakni sebesar 16,5 juta ton.

Baca Juga: Target penambahan 6 smelter bauksit diprediksi meleset ke 2023

Adapun produksi batubara dari Multi Tambangjaya Utama (MUTU) mencapai 746.000 ton di semester I-2020 atau naik 5,96% (yoy) dibandingkan capaian produksi di semester I-2019 sebesar 704.000 ton.

Manajemen INDY kembali berupaya mengoptimalkan kemampuan produksi batubara di semester kedua. Di sisi lain, upaya efisiensi terhadap biaya-biaya pengeluaran selama proses produksi juga dilakukan agar kinerja INDY tetap stabil di saat tren harga batubara rendah.

INDY juga berusaha semaksimal mungkin supaya kelangsungan operasional tambangnya terjaga di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia. “Kami terus menerapkan standar keselamatan dan kesehatan yang tinggi di seluruh area pertambangan dan perkantoran,” ujar Ricky, hari ini (24/7).

Dia menambahkan, sejauh ini INDY tetap mempertahankan target produksi tahun 2020 dalam Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) yang telah disepakati Kementerian ESDM. Dalam hal ini, INDY masih menargetkan produksi batubara sebanyak 30,95 juta ton yang terbagi atas Kideco Jaya Agung sebesar 29,65 juta ton dan MUTU sebesar 1,3 juta ton.

Baca Juga: Dengan melunasi utang, BUMI optimistis bisa keluar dari saham gocap

Tak ingin berlarut dengan tren penurunan harga batubara, INDY terus fokus berekspansi bisnis di luar sektor komoditas tersebut.

Kini, INDY sedang menggarap proyek pengadaan tangki penyimpanan atau fuel storage di Karingau, Kalimantan Timur. Proyek tersebut sekarang sedang dalam tahap penyelesaian konstruksi. “Kami berharap fasilitas fuel storage ini akan mulai beroperasi komersial di kuartal IV nanti,” terang Ricky.

Mengutip berita Kontan terdahulu, tangki penyimpanan milik INDY akan memiliki kapasitas sebesar 100 juta liter. INDY akan menyewakan tangki tersebut kepada perusahaan lain yang membutuhkan.

Di samping itu, INDY masih tetap menjalankan proyek pengembangan tambang emas Awak Mas di Sulawesi Selatan. Proyek ini sedang dalam tahap Front End Engineering Design (FEED) dan ditargetkan akan memulai produksi di pertengahan tahun 2022 mendatang.

Baca Juga: Tidak capai kuorum, Bumi Resources (BUMI) berencana gelar RUPLSB lagi

Catatan Kontan, tahun ini INDY menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 146 juta. Mayoritas capex akan digunakan sebagai modal kegiatan operasional anak usaha INDY yaitu PT Petrosea Tbk (PTRO). Sebagian capex juga dialokasikan untuk menunjang agenda ekspansi bisnis perusahaan tersebut di tahun ini.

Ricky optimistis, baik proyek tangki penyimpanan maupun pengembangan tambang emas Awak Mas akan semakin memantapkan target INDY untuk mendongkrak pendapatan dari sektor nonbatubara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×