kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasar beras diguyur operasi pasar


Jumat, 15 September 2017 / 13:16 WIB
Pasar beras diguyur operasi pasar


Reporter: Abdul Basith | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Harga beras dalam tiga bulan terakhir cenderung naik. Itu pula yang mendorong PT Food Station Tjipinang Jaya mengajukan permintaan untuk menggelar operasi pasar beras di Jakarta. Food Station sudah mengajukan surat resmi permintaan operasi pasar beras kepada Pemerintah Provinsi (Pemda) DKI Jakarta, Senin (11/9).

Direktur Utama Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo menyatakan, tiga bulan terakhir harga beras di Jakarta naik 10%. "Sehingga kami melaporkan ke Gubernur DKI Jakarta untuk dilakukan operasi pasar," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (13/9).

Menurutnya, harga beras kualitas medium jenis IR-64 III terus merangkak naik. Saat ini harga beras IR-64 III di FSTJ sebesar Rp 9.075 per kilogram (kg). Padahal, harga rata-rata Juni hingga Agustus 2017 hanya Rp 8.223 per kg.

Untuk menahan kenaikan harga beras, Food Station meminta cadangan beras pemerintah di gudang Bulog sebesar 75.000 ton. Cadangan beras pemerintah tersebut akan digunakan untuk mengguyur operasi pasar dari September 2017 hingga Maret 2018. "Cadangan beras pemerintah dipakai hanya jika diperlukan saja," terang Arief.

Dia menyatakan, pelaksanaan operasi pasar sebagian akan dilakukan pada tahun depan yaitu periode Januari 2018 hingga Maret 2018. Sebab, kata Arief, Food Station memiliki perjanjian terkait pengendalian harga beras dengan Perum Bulog. Perjanjian tersebut sudah berjalan selama setahun dan berlaku selama dua tahun.

Isi perjanjian tersebut menyatakan bahwa persiapan cadangan pasokan untuk operasi pasar sebesar 200.000 ton. Setahun ini, sebagian stok tersebut telah digunakan. Namun Arief tidak memerinci angka pastinya.

Menurut Arief, penggunaan beras Bulog adalah untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran. Menurutnya, untuk menstabilkan harga beras, Food Station bisa meminta cadangan beras pemerintah dari perjanjian dengan Bulog atau di luar perjanjian. Arief menambahkan, saat ini Food Station masih menunggu persetujuan Gubernur DKI Jakarta mengenai rencana operasi pasar beras tersebut.

Tren harga beras

Operasi pasar beras memang mendesak dilakukan. Sebab tren harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mengalami kenaikan. Selain beras IR-64 III, beras jenis IR-64 II dan IR-64 I juga mengalami kenaikan dari bulan Juni 2017. Beras jenis IR-64 II yang pada Juni seharga Rp 9.000 per kg kini menjadi Rp 9.700 per kg, Sementara harga IR-64 I saat ini harganya Rp 10.325 per kg, tidak terlalu naik signifikan dari Juni yang sebesar Rp 10.200 per kg.

Namun Arief mengklaim, stok beras masih aman. Berdasarkan data Food Station hingga 13 September 2017, stok beras di PIBC masih 47.591 ton. Pasokan dinilai aman melihat pengiriman pada 13 September 2017 sebesar 3.833 ton

Atas permintaan ini Perum Bulog mengaku belum mendapat perintah untuk melakukan operasi pasar. "Kami belum mendapatkan suratnya dan belum mendapat perintah apapun," ujar Tri Wahyudi Saleh, Direktur Pengadaan Perum Bulog.

Tri mengaku sudah mendengar permintaan operasi pasar Food Station yang kini masih harus menunggu izin Pemprov Jakarta. Jika sudah mendapat lampu hijau, operasi pasar akan digelar bertahap dan dihentikan jika harga stabil.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengatakan, kenaikan harga beras terjadi karena produksi menurun. Masuknya musim kering dan hama wereng membuat panen gabah menurun. Dia bilang di daerah terdapat pengurangan panen 3-4 ton per hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×