Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Dupla Kartini
TANGERANG. Pasar digital Indonesia diharapkan terus tumbuh hingga tahun 2020. Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara menyatakan, pasar e-commerce di Indonesia merupakan masa depan dengan target untuk digital economic pada 2020 sebesar US$ 130 miliar atau setara 11% dari total GDP.
"Pemerintah saat ini sedang fokus membangun negara ini dengan tema memeratakan ekonomi indonesia. Jadi bagaimana jika ini dikaitkan dengan teknologi, dengan ecomemrce," kata Rudiantara di Tangerang, Selasa (9/5).
Head of Tax, Infrastructure and Cyber Securities Division Indonesian E-Commerce Association (idEA) Bima Laga menyatakan bahwa pertumbuhan online retail masih besar. Alasannya karena online retail cenderung fleksibel. Mereka bisa memilih untuk terjun ke marketplace, tanpa harus kehilangan identitas dari brand mereka sendiri.
"Dia bisa official store terjun ke marketplace, tapi brand dia masih ada. Sejauh ini marketplace yang terbesar dan diikuti online retail karena barang untuk marketplace juga dari online retail," kata Bima di Tangerang Selasa (9/5).
Bima menambahkan, pertumbuhan pasar e-commerce di Indonesia kian tumbuh. Mulai dari 2010, pertumbuhan tahunan di angka 30%-50%.
Saat ini Idea sedang menyiapkan pembuatan data riset nasional sebagai kumpulan jumlah data konsumer, jumlah pembelian, pertumbuhan, dan sebagainya. "Kami akan mengajak para pemain. Biasanya pemain enggak mau share data kalau sendiri, tapi kalau dikumpul ke asosiasi semoga mau karena mereka member kita. Tidak akan share nama tapi share role bisnis," papar Bima.
Saat ini sumbangan GDP dari e-commerce masih berada di bawah 10%. Menurut Bima, merujuk dari kebijakan China, jika pemerintah terus mendukung kemudahan akses UMKM untuk terjun ke e-commmerce, mampu menyumbang sekitar 50% dari GDP negara melalui e-commerce. Artinya, pencapaian 50% tersebut sangat memungkinkan jika adanya bantuan pemerintah di sektor industri digital tersebut.
"Pemerintah China sangat mendukung e-commerce sejak 2003. Saat 2010 ke atas, UKM yang terjun ke e-commerce, mampu menyumbang kurang lebih dari 50% GDP China. Makanya terangkum ke 14 paket kebijakan ekonomi," ucap Bima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News