kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar lesu, Pelat Timah Nusantara (NIKL) pangkas target penjualan


Senin, 10 Agustus 2020 / 20:51 WIB
Pasar lesu, Pelat Timah Nusantara (NIKL) pangkas target penjualan
ILUSTRASI. Pekerja PT Latinusa (Pelat Timah Nusantara). Pho KONTAN/Achmad Fauzie/1/9/2009


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelat Timah Nusantara Tbk memutuskan untuk memangkas target kinerja untuk tahun ini. Sebelumnya, emiten tinplate berkode saham NIKL tersebut sempat memasang target pertumbuhan penjualan sebesar 10,67% dibanding realisasi tahun lalu.

Sebagai gambaran, sebelumnya NIKL mencatatkan penjualan sebesar US$ 163,08 juta di sepanjang tahun 2019. Dus, hitungan Kontan.co.id, dengan asumsi pertumbuhan 10,67% maka NIKL sebelumnya membidik penjualan sekitar US$ 180,48 juta.

Dihubungi Kontan.co.id, Sekretaris Perusahaan  PT Pelat Timah Nusantara Tbk, Pengky Frusman belum membeberkan berapa besaran revisi yang akan ditetapkan, namun ia menjelaskan bahwa target sebelumnya sulit untuk dicapai bila melihat kondisi pasar yang ada saat ini. 

Baca Juga: Pandemi dan Bansos Mengerek Kebutuhan Kemasan Makanan Kaleng

Menurutnya, permintaan tinplate tengah lesu, sebab hampir semua sektor industri pengguna tinplate sedang terpukul oleh imbas pagebluk corona (covid-19). Gejala ini sudah mulai dirasakan pada enam bulan pertama tahun ini.

Mengacu kepada materi paparan publik perusahaan sebelumnya, NIKL menyebutkan bahwa konsumsi tinplate nasional di semester I 2020  mengalami penurunan sebesar 5.88% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dibanding semester I 2019.

Seiring dengan hal tersebut, penjualan bersih NIKL merosot 16,07% yoy menjadi US$ 69,73 juta di semester I 2020. Sebelumnya, penjualan bersih NIKL mencapai  US$ 83,09 juta pada semester I 2019 lalu.

Di sisi lain, NIKL juga menderita rugi selisih kurs neto sebesar  US$ 198.304 ndi semester I 2020.  Padahal, NIKL berhasil mencetak laba selisih kurs neto sebesar  US$ 1.291 pada semester I 2019 lalu. Akibatnya, laba bersih NIKL menyusut dari semula  US$ 2,41 juta di semester I 2019 menjadi hanya US$ 290.053 di semester I 2020. “Permintaan pasar menurun terutama di segmen biskuit dan cat,” kata Pengky kepada Kontan.co.id, Jumat (7/8).

Sedikit informasi, berdasarkan materi paparan publik yang dirilis oleh perusahaan segmen pasar biskuit dan permen tercatat menyumbang 14,21% dari total penjualan bersih perusahaan di semester I 2020, menurun dari porsi sebelumnya yang mencapai 20,04% dari total penjualan di semester I 2019.

Sementara itu, segmen pasar cat tercatat menyumbang 15,39% dari total penjualan NIKL di semester I 2020, tidak banyak berubah dari porsi semula yang tercatat mencapai 15,75% dari total penjualan semester I 2019.

Baca Juga: Produsen kaleng kekurangan bahan baku, kuatir lonjakan impor barang jadi

Adapun sebagian besar penjualan NIKL pada semester I 2020 diserap oleh segmen pasar susu yang tercatat menyumbang 37,17% total penjualan bersih. Sisanya berasal dari segmen makanan 15,12%, kimia 14,16%, minyak goreng 1,94%, kaleng umum 1,93%, dan buah & minuman 0,07%.

Dengan realisasi penjualan yang ada, NIKL menyebut telah menguasai pangsa pasar sebesar 63% di semester I 2020. Pengky bilang, ke depannya NIKL masih akan fokus memaksimalkan pangsa pasar yang ada. Hal ini akan dibarengi dengan upaya untuk mempertahankan arus kas perusahaan serta efisiensi di segala bidang.

Itulah sebabnya, NIKL memutuskan lebih selektif dalam  alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex). Sebagai informasi,  tahun ini NIKL menganggarkan capex sebesar US$ 4,86 juta. 

Sayangnya, NIKL belum memastikan apakah capex tersebut akan terserap seluruhnya hingga tutup tahun nanti. NIKL juga belum membeberkan berapa realisasi capex yang sudah terserap sejauh ini. “Terkait penggunaan capex dengan mempertimbanngkan kondisi pandemik, kami melakukan skala prioritas terhadap pembelanjaan capex agar tidak mengganggu arus kas perusahaan,” kata Pengky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×