Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) semester pertama tahun ini belum mampu mengerek performa PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY). Apalagi demand di tingkat lokal dinilai masih melemah.
Pasar lokal menjadi segmen bisnis yang cukup penting bagi perseroan, mengingat 70%-75% penjualan berasal dari dalam negeri. Ravi Shankar, Direktur Utama POLY ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan, Selasa (16/7) ini menyebutkan kondisi yang lemah didorong pula oleh libur panjang pada kuartal-II 2019.
"Permintaan dari industri weaving dan knitting cenderung melemah," terangnya. Bahkan utilisasi beberapa pelanggan serat filamen POLY dapat turun hingga 50%, hal ini kata Ravi, tentu berpengaruh pada sales perseroan.
Namun manajemen belum dapat membagikan detailnya lebih lanjut. Kondisi pasar lokal juga dibanjiri dengan produk TPT impor dengan harga yang bersaing dengan produk lokal, POLY merasa sulit berkompetisi di tengah cost produksi dalam negeri akibat harga gas yang terlalu tinggi.
Terkait target pendapatan US$ 506 juta sampai US$ 510 juta di tahun ini, Ravi mengatakan bahwa proyeksi tersebut masih tetap dikejar. Menurutnya pasar domestik dapat dipulihkan jika ada koreksi di regulasi perdagangan tentang pembatasan impor.
POLY juga berencana memperkuat segmen penjualan ekspornya, kebetulan perusahaan telah banyak mengekspor ke berbagai negara dari Amerika Serikat (AS) hingga Eropa dan Timur Tengah. Porsi ekspor yang sebanyak 25%-30% dari total sales dinilai dapat memberikan margin keuntungan yang baik.
Selain itu perusahaan juga menggenjot lini produk bernilai tambah (added value), dimana pelanggan perseroan biasanya meminta customize sehingga tidak terpaku dengan harga produk reguler yang bergantung langsung terhadap naik-turunnya harga raw material serat filamen.
Sehingga produsen seperti POLY memiliki bargain position untuk menentukan harga disamping mampu mendapatkan margin keuntungan yang lebih baik dengan added value product.
Adapun saat ini POLY telah memproduksi beragam produk bernilai tambah seperti benang anti-bacteria, serat tahan api dan serat otomotif. Porsi volume penjualan ekspor sebanyak 40% bakal diisi produk bernilai tambah tersebut
Di kuartal ketiga dan keempat nanti, Ravi berharap pasar dapat lebih kondusif dan manufaktur hulu TPT ini bisa berkontribusi bagi devisa negara. "Sebab kami adalah perusahaan TPT yang terintegrasi dan memproduksi bahan baku, sehingga bisa penuhi kebutuhan pabrikan tekstil dan garmen lokal," sebutnya.
Sebelumnya penjualan bersih POLY tercatat sebesar US$ 113,58 juta di kuartal I-2019 atau menurun 3,99% year on year (yoy) dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Sekadar informasi, POLY tercatat saat ini memiliki kapasitas terpasang untuk polymer 330.000 ton per tahun, sementara benang filamen 197.000 ton per tahunnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News