kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar Rokok Elektrik Kembali Ngebul, Mendekati Kondisi Sebelum Pandemi Covid-19


Selasa, 19 Juli 2022 / 15:19 WIB
Pasar Rokok Elektrik Kembali Ngebul, Mendekati Kondisi Sebelum Pandemi Covid-19
ILUSTRASI. Pasar rokok elektrik sudah hampir kembali ke angka normal . KONTAN/Baihaki/29/9/2016


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar rokok elektrik mulai kembali ngebul. Memasuki bulan Juli 2022 ini, pasar rokok elektrik sudah hampir kembali ke angka normal sebelum pandemi Covid-19, menurut catatan Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI).

Efek gulirnya dapat diamati pada jumlah tenaga kerja yang terlibat di industri rokok elektrik. 

“Kalau saya lihat di beberapa teman di asosiasi, jumlah tenaga kerjanya sudah hampir balik 100%, malah ada yang melebihi (jumlah karyawan semula). Yang tadinya tenaga kerjanya cuman 20-30 sekarang sudah naik menjadi 40, sementara yang tadinya ada pengurangan 10-20 sekarang sudah naik lagi,” ungkap Ketua APVI,  Aryo Andrianto saat ditemui usai acara asosiasi pada Senin (18/7).

Baca Juga: Ada 10 Perusahaan Rokok Elektrik Asing Tertarik Benamkan Investasi di Indonesia

Sedikit gambaran, menurut perkiraan APVI, jumlah pelaku industri rokok elektrik di dalam negeri berkisar 8.000-9.000 pengusaha. Isinya beragam, mulai dari produsen, distributor, hingga peritel UMKM. 

Di level peritel, peritel UMKM biasanya bisa mempekerjakan 10 orang. Sementara itu, jumlah tenaga kerja yang dilibatkan di level distributor berkisar 30-0 orang, sedang di level produsen bisa mencapai 200 orang atau lebih.

Catatan saja, menurut catatan Aryo, saat ini pangsa pasar rokok elektrik di Indonesia memang masih didominasi oleh pelaku industri UMKM dengan porsi sekitar 70%, sedang 30% sisanya baru dikuasai oleh brand besar/perusahaan skala industri. Komposisi ini terus bergerak dinamis dan bisa berubah tentunya.

Kala pagebluk Covid-19 diidentifikasi di Indonesia pada awal tahun 2020 lalu, permintaan rokok elektrik turun 70%-90% menurut catatan APVI. Buntutnya, pengurangan tenaga kerja di industri rokok elektrik pun tidak terhindari.

Seturut permintaan yang pulih perlahan, APVI optimistis setoran cukai rokok elektrik tahun ini bisa mencapai angka Rp 1 triliun. Jumlah tersebut melampaui setoran cukai rokok elektrik di tahun 2021 yang berkisar Rp 700-an miliar.

Baca Juga: Rokok Elektrik Semakin Dikenal, Simak Sejumlah Faktanya

“Dengan kondisi sekarang saya optimistis target (setoran cukai rokok elektrik) Rp 1 triliun (yang ditetapkan pemerintah) itu bisa tercapai, malah bisa lebih,” tutur Aryo.

Kontan.co.id belum mendapat data valuasi pasar rokok elektrik di Indonesia. Namun, menyoal konsumsi cairan rokok elektrik, konsumsi cairan/isi rokok elektrik per pengguna bisa berkisar 1 ml per hari pada pengguna rokok elektrik dengan tipe closed system, dan bisa lebih dari 2 atau 3 mili per hari pada tipe open system, menurut taksiran Aryo. 

Jumlah pengguna rokok elektrik di Indonesia sendiri saat ini ditaksir sekitar 2,2 juta berdasarkan catatan APVI, naik dari angka tahun 2021 yang berjumlah 1,5 juta pengguna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×