kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasar utama tertutup corona, ABM Investama (ABMM) diversifikasi ekspor batubara


Minggu, 26 April 2020 / 18:56 WIB
Pasar utama tertutup corona, ABM Investama (ABMM) diversifikasi ekspor batubara
ILUSTRASI. Sekitar 80% ekspor batubara ABM Investama (ABMM) tergantung pada China dan India.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM) mendiversifikasi pasar ekspor guna memitigasi dampak dari pandemi corona (Covid-19). Maklum, di periode kuartal I, dua negara utama tujuan ekspor batubara ABMM yakni China dan India terkapar oleh covid-19.

Direktur ABM Investama Adrian Erlangga menyampaikan, China dan India memegang porsi dominan yang hampir sama, yaitu sekitar 40%. Artinya, sekitar 80% ekspor batubara ABMM bergantung dari kedua negara tersebut.

Oleh sebab itu, ABMM menyiasati berkurangnya penjualan ekspor kedua negara tersebut dengan mengalihkannya ke negara lain. Adrian mengungkapkan, sepanjang kuartal I ABMM meningkatkan pasokan ekspor ke pasar lain, terutama Thailand dan Vietnam.

Baca Juga: ABM Investama (ABMM) jamin kegiatan pertambangan berjalan normal walau ada corona

"Adanya dampak Corona di India dan China cukup terasa. Tapi kami mendapatkan pasar lain, Vietnam dan Thailand sebelumnya kecil, sekarang volumenya membesar," kata Adrian kepada Kontan.co.id, Sabtu (25/4).

Lebih lanjut, Adrian pun menyambut baik dengan mulai pulihnya konsumsi batubara di China. Kendati begitu, dia mengatakan bahwa kondisi tersebut tidak secara otomatis mengamankan penjualan batubara ABMM. Sebab, pasar lainnya, khususnya India masih tertekan pandemi corona. "China, alhamdulillah sudah mulai bagus, tapi belum bisa dibilang normal. Apalagi negara lain juga kebutuhannya belum naik kembali," ujar Adrian.

Melihat kondisi tersebut, Adrian memprediksi kinerja produksi batubara ABMM di kuartal II masih akan stagnan. Adapun, sepanjang tiga bulan pertama 2020 ABMM memproduksi 3,4 juta ton batubara.

Baca Juga: ABM Investama (ABMM) tanggapi penundaan wajib kapal nasional ekspor batubara

Adrian bilang, pihaknya belum berniat untuk merevisi target di tahun ini. ABMM masih optimistis untuk bisa mengejar realisasi produksi di angka 15 juta ton dengan volume penjualan yang relatif sama.

Jika produksi dan penjualan batubara pada semester pertama belum memenuhi target, maka ABMM akan mengejarnya di akhir tahun. "Kalau ada penurunan, kami coba cover volumenya di kuartal III dan IV. Insha Allah kebutuhan akan kembali naik," tandas Adrian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×