kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasokan karet dari India seret, harga karet dunia bakal makin melar


Minggu, 05 Desember 2010 / 21:00 WIB
Pasokan karet dari India seret, harga karet dunia bakal makin melar
ILUSTRASI. Siucchi Bubble and Marsmellow


Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Industri pengguna karet alam nampaknya harus terus waspada. Pasalnya, defisit karet alam di India diperkirakan akan meningkat hingga lima kali lipat pada sepuluh tahun mendatang akibat tingginya permintaan karet untuk industri ban. Alhasil, harga karet dunia bisa terus melambung.

Ketua Asosiasi Industri Karet India Vinod Simon memperkirakan defisit karet alam di India kemungkinan akan meningkat menjadi 840.000 ton pada tahun 2020 nanti. Jumlah ini melonjak 20,83% ketimbang perkiraan defisit karet alam India pada tahun 2011 yang sebesar 175.000 ton. Bahkan, "Pada tahun 2015 kekurangan karet alam di India kemungkinan sekitar 687.000 ton," ujarnya seperti dikutip Bloomberg Jum'at (3/12).

Perkiraan meningkatnya permintaan karet alam di India ini dilatarbelakangi oleh naiknya permintaan berbagai komoditas sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi dan belanja infrastruktur pemerintah. "Defisit karet alam bisa berlangsung lebih lama dari yang dibayangkan dengan gambaran penjualan mobil terus meningkat akibat pertumbuhan ekonomi, dan pertumbuhan populasi juga meningkatkan permintaan untuk produk perawatan kesehatan seperti sarung tangan dan kondom," jelas Anand James Kepala Analis geojit Comtrade Ltd.

Simon memberi gambaran, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 8,9% per tahun, maka konsumsi karet di India kemungkinan akan naik dari 980.000 ton pada tahun ini menjadi 1,89 juta ton pada tahun 2020. Meski begitu, rupanya produksi karet di India tidak bisa mengimbangi pertumbuhan permintaan ini. Akibatnya, India harus mengimpor karet dari negara lain. Tahun ini saja, kemungkinan impor karet India mencapai 100.000 ton.

Hingga November lalu produksi karet di India mencapai 88.500 ton, lebih rendah ketimbang periode yang sama tahun lalu yang mencapai 93.500 ton. sementara itu, berdasarkan data dari Dewan Karet India menyatakan impor karet selama delapan bulan hingga 30 November lalu mencapai 143.468 ton. dari jumlah itu, sekitar 139,321 ton adalah pembelian dari perusahaan ban.

Meningkatnya permintaan karet India tentu saja akan berpengaruh pada harga karet dunia. Apalagi, saat ini India tidak lagi mengandalkan produksi dalam negerinya. Ketua Dewan Karet Indonesia Azis Pane mengatakan permintaan karet di India memang mengalami peningkatan.

"Tahun 2011 saja permintaan karet di India untuk sektor industri ban bisa meningkat sekitar 10% - 17%. Ini disebabkan karena ada beberapa industri ban di India yang melakukan ekspansi," ujarnya kepada KONTAN akhir pekan lalu.

Ekspansi ini dilakukan untuk mengantisipasi permintaan dari industri otomotif di India yang diperkirakan terus naik pada beberapa tahun ke depan. Pemerintah India pada tahun 2015 mendatang juga telah mematok penjualan mobil tumbuh dua kali lipat menjadi 3 juta unit per tahun.

Bridgestone dan produsen ban pesaingnya di India seperti Apollo Tyres Ltd dan MRF Ltd telah menginvestasikan dana sekitar US$ 3 miliar untuk memenuhi permintaan ban. Asosiasi produsen ban dan otomotif di India memperkirakan akan memperluas kapasitas produksi ban 10% pada Maret mendatang menjadi 106 juta ban.

Akibat kenaikan permintaan ini pasti akan mempengaruhi harga karet dunia. Stok karet dunia juga akan menipis jika suplai dari para produsen karet dunia semakin terbatas. "Tapi gejolaknya tidak akan terlalu besar," kata Azis.

Azis beralasan, jika harga karet alam terus merangsak naik maka para produsen akan beralih pada karet sintetis. Alhasil, permintaan karet sintetislah yang justru akan naik. "Ini membuat kenaikan harga karet alam menjadi terbatas," katanya.

Meski begitu, saat ini harga karet dunia justru sedang terkoreksi. Berdasarkan data Bloomberg, harga karet di bursa Tokyo Commodity untuk pengiriman Januari 2011 Jum'at (3/12) ada di level 362,90 yen per kilogram, sedikit terkoreksi ketimbang sehari sebelumnya yang ada di level 363,20 yen per kg.

Tapi, jika dibanding dengan haga karet satu bulan lalu yang ada di level 343,90 (4/11), saat ini harga karet dunia trennya masih terus meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×