Reporter: Petrus Dabu | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Pertamina Gas, anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang transportasi minyak dan gas (migas), mengaku masih kekurangan komitmen pasokan gas alam cair atau LNG (Liquefied Natural Gas) untuk Floating Storage and Regfasification Unit (FSRU) Jawa Tengah. Padahal, FSRU ini memiliki kapasitas 3 juta metrik ton per tahun.
Direktur Utama Pertamina Gas, Gunung Sardjono, mengungkapkan, pihaknya kemungkinan mendapat komitmen pasokan sebesar 0,9 juta metrik ton dari LNG Bontang, Kalimantan. "Sisanya kita cari dari luar. Apakah itu dari Qtar, dari Australia, atau dari tempat lainnya," ujar Gunung, Kamis (22/3), pekan lalu.
Saat ini, PT Pertamina (Persero) sudah menjajaki kemungkinan impor LNG dari sejumlah negara.
Dihubungi terpisah, Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Gde Pradnyana mengatakan, memang belum ada kesepakatan pasti soal pasokan gas dari LNG Bontang ke FSRU Jawa Tengah. "Setahu saya memang belum ada," ungkap Gde.
Gde menambahkan, keputusan soal pasokan LNG ada ditangan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun demikian, BP Migas sudah meminta Pertamina agar transparan menyampaikan rencana pembangan FSRU beikut kebutuhan gasnya kepada BP Migas. "Selama ini kita hanya mendengar di media massa,"ujarnya.
Menurut Gde, sumber LNG di dalam negeri tidak hanya dari LNG Bontang dan Tangguh. Masih ada sejumlah proyek kilang LNG yang saat ini sedang dipersiapkan, seperti proyek LNG Massela yang akan mengolah gas dari Blok Abadi di Maluku dan proyek LNG Donggi Senoro.
"Makanya kami minta Pertamina untuk bikin perencanaan, berapa suplai gas untuk FSRU yang akan dibangun itu. Sumber LNG itu tidak melulu dari Bontang tapi juga dari kilang lainnya," tandas Gde.
BP Migas pun tidak mempersoalkan Pertamina impor LNG. "Kalau mengungtungkan secara bisnis tidak masalah," ujar Gde. Apalagi, pasokan gas FSRU memang lebih fleksibel dibandingkan gas pipa.
Gunung menyatakan, separuh gas FSRU Jawa Tengah ini,yaitu sekitar 200 juta kaki kubik per hari atau 1,5 juta metrik ton per tahun nanti akan dipasok ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok di Semarang, Jawa Tengah. Pembangkit listrik milik PLN tersebut saat ini masih kekurangan gas sehingga terpaksa harus menggunakan solar.
Selain ke PLN, Pertamina Gas juga akan memasok gas ke sejumlah industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur."Kami memang sudah ada beberapa Letter of Intent (LoI) dari beberapa industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk memasok gas pada 2013 atau 2014 nanti," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News