Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Harga timah mulai merangkak naik belakangan ini. Menjelang akhir Januari ini, harga timah di pasar London Metal Exchange (LME) tembus hingga US$ 24.000 per ton.
Ketua Asosiasi Industri Timah (AITI), Hidayat Arsani mengatakan, tren kenaikan harga timah sudah terjadi sejak akhir tahun lalu sampai Januari ini. "Kenaikan sudah dimulai Desember, dan kami prediksi akan naik sampai 6 bulan ke depan, sampai harga US$ 28.000 per ton," kata Hidayat kepada KONTAN, Senin (30/1).
Kenaikan harga timah terjadi karena turunnya pasokan timah dunia. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Syahrul R Sempurnajaya mengungkapkan, penurunan produksi timah terjadi karena ada cuaca buruk yang melanda daerah penghasil timah.
Ia ambil contoh, cuaca buruk yang terjadi di Bangka Belitung berakibat pada penurunan pasokan timah karena produksi dan transportasi terganggu. Kondisi serupa juga terjadi di China, yang mengalami penurunan produksi timah hingga 38%.
Menurut Syahrul, membaiknya harga timah sudah terlihat sejak pekan lalu, dimana harga timah di bursa LME ditutup pada harga US$ 22.000 per metrik ton. "Kenaikan harga timah itu merupakan yang pertama kali sejak dua bulan terakhir. Bulan Desember, harganya masih US$ 20.000 per ton,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News