Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk memprediksi bahwa pada akhir tahun akan ada penurunan 20% permintaan wisata inbound. Hal ini karena market perusahaan memang banyak memilih pergi ke luar negeri.
AB Sadewa, Corporate Secretary PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk menyebutkan bahwa libur akhir tahun atau bulan Desember permintaan wisatawan untuk inbound cenderung turun.
"Karakter pasar kami untuk periode akhir tahun memang terjadi penurunan, karena market base kami ke caucasian yang cenderung merayakan natal di kampung/negara masing-masing. Kalau orang Indonesia kan senangnya lebaran juga di kampung sama keluarga, nah mirip-mirip lah dengan mereka," ujarnya, Senin (12/11).
Ia menjelaskan, penurunan permintaan wisata inbound akan terjadi pada pertengahan Desember. Walau begitu, untuk Oktober dan November masih tetap tinggi.
Kata Sadewa, untuk menutup penurunan yang terjadi di bulan Desember, perusahaan melakukan roadshow dan sales mission untuk menyiapkan penjualan di tahun depan ataupun menyiapkan produk wisata baru.
Sampai akhir tahun nanti, perusahaan juga tidak menargetkan jumlah turis yang dapat dijaring ke Indonesia. "Kami tidak menargetkan jumlah wisman secara besar di akhir tahun, karena market source yang kami miliki sekitar 50% masih penetrate market eropa, USA, UK, skandinavia," jelasnya.
Namun, secara rata-rata Sadewa menyebutkan permintaan untuk melakukan inbound setiap bulan mencapai 20.000 permintaan.
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, anak usaha PT Panorama Setrawisata Tbk menargetkan pertumbuhan jumlah kunjungan turis asing ke Indonesia sebesar 15% hingga 20% ketimbang tahun lalu yang secara keseluruhan sekitar 250.000 orang.
Adapun sampai semester I lalu emiten dengan kode saham PDES ini masih belum menampilkan kinerja yang apik. Perusahaan membukukan kenaikan tipis dari sisi pendapatan 0,16% menjadi Rp 213,98 miliar dari Rp 213,62 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan Laba bersihnya pada Juni 2018 terjun bebas 49% menjadi Rp 2,19 miliar dari Rp 4,32 miliar pada periode yang sama tahun lalu yang dikarenakan pembukaan kantor PDES di Malaysia dan dampak erupsi gunung agung serta gempa di Lombok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News