Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pelaku usaha bisnis pelayaran mengeluhkan pendangkalan alur dan kolam pelabuhan akibat sedimentasi yang tidak segera diatasi oleh pengelola pelabuhan atau otoritas terkait. Pasalnya, pendangkalan ini menyebabkan tingkat okupansi kapal tidak bisa optimal.
Perusahaan pelayaran berharap pihak terkait bisa segera melakukan pengerukan di pelabuhan agar okupansi kapal bisa optimal.
Fiona Sari Utami, ACS Humas PT Pelindo I mengaku selama ini arus masuk kapal keluar di Pelabuhan Belawan tidak ada masalah. Meski begitu, pihaknya berencana untuk memperdalam kolam pelabuhan yang berada di Sumatera Utara tersebut tahun ini dari yang saat ini 8 meter -9 meter menjadi 10 meter.
Sementara untuk pengerukan alur pelayaran Pelabuhan Belawan untuk memperlancar operasional pelabuhan tersebut, Pelindo I masih menunggu konsensi pengerukan dari Kementerian Perhubungan. " Pasalnya, alur pelabuhan itu merupakan wewenang dari Kementerian Perhubungan, " kata Fiona pada KONTAN, Selasa (18/4).
Pelindo I menargetkan pendalaman kolam pelabuhan Belawan selesai tahun ini. Hanya saja, Fiona tidak menyebutkan anggaran yang disiapkan untuk pengerukan tersebut.
Adapun PT Pelindo II (IPC) saat ini tengah memperdalam kolam dan alur pelayaran Tanjung Priok dari 14 meter menjadi 16 meter. " Kami juga baru saja memperdalam kolam dan alur Pelabuhan Bengkulu dari 3 meter menjadi 10 meter, " Kata Dani Rusli Utama, Direktur Teknik Pelindo II.
Pengerukan alur Pelabuhan Tanjung Priok dan Bengkulu telah diserahkan Kemenhub kepada Pelindo II. Menurut Dani, pengerukan itu merupakan bentuk pro aktif Pelindo II dari sisi operator agar tidak ada gangguan operasional. Pasalnya, pelabuhan Bengkulu kondisinya kritis jika tidak dikeruk.
Sementara mengenai Pontianak, Dani belum bisa bercerita banyak. " kami cek dulu informasi operasionalnya. Alur sungai Pontianak setiap tahun dikeruk pemerintah. Saya tidak tahu apa tahun ini sudah dikeruk atau belum. " ungkapnya.
Sebelumnya, PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk (Temas Line) mengatakan sejumlah alur sejumlah pelabuhan yang dilalui kapal perusahaan mengalami pendangkalan membuat okupansi kapal mereka tidak optimal. Seperti alur pelabuhan Belawan yang saat ini hanya mencapai 9,1 meter (m), sementara di draf awal yang diterima perusahaan mencapai 11 m.
Kemudian alur Pelabuhan Makassar turun dari 12 m menjadi 10,3 m saat ini dan alur Pelabuhan Pontianak turun dari dari draf awal 6 m menjadi 4,8 m.
Sutikno Khusumo, Direktur Temas Line menjelaskan dengan pendangkalan Pelabuhan Belawan misalnya membuat kapal besar milik perusahaan berkapasitas 2.700 TEUs yang harusnya bisa mengangkut 2.000 kontainer hanya bisa membawa 900 kontainer. " Draf awal kita terima alurnya 11 meter. Dengan kedalaman alur 9,1 meter saat ini, kita tiba mengangkut lebih dari 900 kontainer. Kalau lebih kita akan bisa nyangkut, " jelasnya.
Temas Line berharap otoritas terkait bisa segera melakukan pengerukan alur agar bisnis pelayaran bisa berjalan dengan optimal. Menurutnya, jika alur diperdalam dua meter lagi maka okupansi kapal mereka bisa tumbuh hingga 40%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News