Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Pengusaha transportasi berharap di tengah kelesuan bisnis seperti sekarang ini, pemerintah segera menetapkan penurunan harga bahan bakar (BBM) bersubsidi. Meskipun kebijakan ini tak banyak mendongkrak cuan perusahaan transportasi, maupun memangkas tarif, paling tidak bisa mengurangi beban industri.
Andrianto Djokosoetono, Direktur PT Blue Bird Tbk menjelaskan, biaya BBM berkisar 25% sampai 30% dari beban operasional perusahaan ini. Jadi, bila harga BBM turun masih belum bisa menggunting tarif transportasi. "Kalau penurunan tarif masih jauh, kan komponennya banyak," katanya.
Ia menyebut, penurun harga BBM bisa membantu mengatasi kenaikan biaya suku cadang. Namun, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Organda ini masih belum mengetahui kisaran penurunan harga BBM. Ia berharap, penurunan harga ini bisa memberi angin segar bagi pengusaha.
Begitu pula halnya dengan PT Express Transindo Utama Tbk. Menurut Merry Anggraini, Sekretaris Perusahaan Express Transindo Utama, untuk taksi kemitraan (merek Express) imbas penurunan BBM yang berpengaruh adalah ke para pengemudi.
Sementara, Leonard Stephen Jonatan, Direktur PT Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk, jika harga BBM yang turun bisa membantu meringankan kondisi keuangan perusahaan. Soalnya, komponen bahan bakar mengambil porsi 40% dari beban operasional perusahaan.
Belum lagi biaya suku cadang perusahaan ini juga melonjak 5%-10%. Harga suku cadang melonjak lantaran kurs dollar Amerika Serikat terhadap rupiah kian kuat.
Kondisi ini dibenarkan oleh Ketua DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jawa Timur Firmansyah. Ia berpendapat meskipun harga BBM subsidi nanti turun dampaknya tak besar bagi kinerja.
Menurut Firmansyah, harga komponen ban dan oli saat ini justru sudah merangkak naik. Malah, harga oli sudah naik tiga kali lipat saat ini. Alhasil, bila harga BBM turun, tidak terlalu banyak membantu memoles kinerja mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News