Reporter: Albertus M. Prestianta | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Setelah mendapat restu dari Kementerian BUMN untuk masuk bursa, PT Pegadaian (Persero) pun siap-siap bikin hajatan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Perusahaan kini tengah menyelesaikan persiapan internal.
Direktur Keuangan Pegadaian Dwi Agus Pramudya kepada KONTAN, Selasa (8/5) kemarin, menyatakan, begitu resmi diminta IPO, Pegadaian siap uji tuntas alias due dilligence. Kini Pegadaian sudah membentuk tim persiapan IPO, pembenahan legalitas, membuat standard operating prochedure (SOP) akuntansi, dan perencanaan bisnis.
Sebelumnya, Kementerian BUMN sempat menunda rencana IPO Pegadaian yang sudah direncanakan sejak tahun lalu. Ada kekhawatiran, jika menjadi perusahaan terbuka , Pegadaian akan dituntut mengejar keuntungan dan mengabaikan kepentingan masyarakat, terutama golongan menengah ke bawah. Catatan saja, nasabah Pegadaian yang kurang mampu saat ini sekitar 5%.
Namun, awal April lalu, Menteri BUMN Dahlan Iskan setuju rencana IPO tersebut. Hanya saja, Dahlan mengajukan syarat, Pegadaian mempertahankan suku bunga di level yang rendah. Dwi menegaskan, Pegadaian pasti akan berusaha memenuhi syarat Dahlan itu.
Dwi menambahkan, tambahan modal dari IPO secara teoritis akan menurunkan cost of fund. Dengan begitu, sangat mungkin setelah IPO sewa modal itu akan turun.
Hanya saja, kapan IPO akan dilaksanakan, Dwi belum bisa memastikan. "Secara realistis sesuai proses IPO, biasanya 6-12 bulan sejak kick off meeting," ungkap nya.
Sayangnya, Dwi juga belum tahu kapan kick of meeting itu diadakan. Yang jelas, pertemuan itu pasti melibatkan Kementerian BUMN, calon underwriter, dan konsultan hukum.
Targetkan laba naik 35%
Dari sisi bisnis tahun ini Pegadaian masih mengandalkan jasa gadai, baik konvensional maupun syariah. Direktur Pengembangan Pegadaian Wasis Djuhar menambahkan, pihaknya akan gencar kampanye untuk menjaring lebih banyak nasabah. "Kami akan menambah nasabah, khususnya saat lebaran dan kenaikan kelas pertengahan tahun nanti," ujar Wasis.
Untuk itu, pada April lalu Pegadaian telah menurunkan bunga gadai dari 1,2% menjadi 1,15% per bulan.
Selama kuartal I 2012, Pegadaian mencatat pertumbuhan nilai pembiayaan masyarakat sebesar Rp 25 triliun. Nilai tersebut naik 30% jika dibanding dengan kuartal I tahun lalu. Hingga akhir tahun, Pegadaian menargetkan menambah 100 outlet dengan dana sebesar Rp 50 juta per outlet. Hingga akhir tahun lalu, Pegadaian sudah memiliki total 4.584 outlet di seluruh Indonesia.
Tahun ini, Pegadaian menargetkan penyaluran pembiayaan Rp 110 triliun, tumbuh 38% dari tahun lalu. Sedang target laba bersih, Rp 2 triliun, naik 35% dari 2011, sebesar Rp 1,47 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News