Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meyakinkan hasil negosiasi antara induk usaha Holding Industri Pertambangan yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dengan Rio Tinto dalam pengambilan Participating Interest (PI) 40 tambang Grasberg, Papua dilaporkan pekan ini.
Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno mengatakan rencananya hasil negosiasi akan dilaporkan ke Menteri terkait seperti Menteri BUMN, Menteri ESDM dan Menteri Keuangan.
Namun sayangnya Fajar belum bisa memastikan, apakah laporan tersebut merupakan hasil deal dari pembelian Participating Interest 40% itu. "Iya betul (akan dilaporkan minggu ini). Tapi saya belum tahu deal apa belum. Karena laporannya juga kan belum ada," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Minggu (1/4).
Mengenai valuasi harganya pun, Fajar belum memiliki bocoran. Ia bilang, sesuai dengan pernyataan Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin bahwa angka penawarannya tidak jauh dari analisa Deutchebank yang diketahui US$ 3,3 miliar. "Tidak jauh dari itu," tandasnya.
Asal tahu saja, pengambilan Participating Interest 40% Rio Tinto ini sebagai bentuk pemenuhan divestasi saham 51% PT Freeport Indonesia. Nantinya, PI itu akan dikonversi menjadi saham.
Diketahui dalam menghitung valuasi harga Participating Interest (PI) 40% Rio Tinto, Inalum memakai Morgan Stanley, PricewaterhouseCoopers (PWC) dan Dana Reksa. Adapun skemanya menggunakan Discounted Cash Flow (DCF).
Sementara itu pinjaman dana untuk pengambilan Participating Interest Rio tinto itu akan diperoleh dari Bank asal Jepang, Amerika dan Bank Nasional.
Sekretaris Perusahaan Inalum, Ricky Gunawan enggan berkomentar mengenai hal ini. "Yang jelas pemerintah sudah membuat target penyelesaian ke tim negosiasi," tandasnya kepada KONTAN, Minggu (1/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News