Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) membantah telah menawar US$ 550 juta untuk Participating Interest (PI) 40% Rio Tinto di tambang Grasberg, Papua. Hingga saat ini, negosiasi masih berlangsung.
Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sebagai pembeli, Inalum akan menawarkan harga dengan semurah-murahnya, sebaliknya sebagai penjual yaitu Rio Tinto juga memberikan harga yang juga tinggi.
Dia bilang, untuk rentang harga valuasi PI 40% sudah bisa diketahui dari hasil analisa Deutsche Bank yang ditugaskan oleh Rio Tinto. Harga participating interest 40% senilai US$ 3,3 miliar atau sekitar Rp 45,5 triliun dengan kurs saat ini. Hitungan ini , kata Budi juga mirip hitungan HSBC, Morgan Stanley juga sudah menghitung range harganya 40% PI Rio Tinto.
"Kami tengah melakukan negosiasi, kami tak bisa ngomong, tapi range harga sudah ada," ujar Budi. Budi masih enggan memberikan angka pasti harga participating interest yang diinginkan Inalum.
Budi juga masih menolak memberitahu pertemuan Inalum dengan Rio Tinto atas harga "Itu tidak bisa dibicarakan, tapi sudah tek-tok lah," ungkapnya.
Yang jelas, Inalum optimistis pembelian divestasi saham 51% Freeport Indonesia, bisa diselesaikan April 2018 ini. Apalagi, klaim Budi, Freeport juga sudah sepakat mengubah hak PI Rio Tinto menjadi saham di Freeport.
Agar bisa menjadi mayoritas, pemerintah juga akan mengakuisisi saham Indocopper di Freeport 9,36%.
Juru Bicara Freeport Indonesia, Riza Pratama mengatakan pihak Freeport McMoRan (FCX) akan menyerahkan saham sisa saham 5% ke Inalum sebagai kewajiban divestasi. "Tapi harganya masih dinegosiasikan," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (21/3).
Riza memberikan gambaran, akhir 2017, Indonesia termasuk Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Mimika dan Inalum setuju membentuk perusahaan untuk memperoleh kepemilikan proyek Grasberg.
Dia bilang, FCX terlibat dalam diskusi terkait tatacaea Inalum mengempir 51% dengan cara yang diterima semua pihak. Pembicaraan juga termasyk kelanjutan FCX dalam operasi dan tata kelola bisnis Freeport Indonesia.
Menurut Riza, para pihak terus merundingkan dokumentasi atas kesepakatan menyeluruh bagi perpanjangan operasi PTFI terkait waktu, proses, dan tata kelola divestasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News