Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengungkapkan jatah pemerintah sebesar US$ 2,2 per MMBTU. "Misalnya, PNBP US$ 2,0 / MMbtu dihilangkan maka harga gas yg baru akan turun sebesar US$ 2,0 / MMbtu. Bila saat ini suatu perusahaan membayar US$ 9,18 / MMbtu, maka harga barunya adalah US$ 7,18 / MMbtu," jelas Yustinus.
Dia menambahkan, selama ini harga gas merupakan kendala utama dan terberat dalam pertumbuhan industri. Selain itu, menurutnya pemerintah perlu memperhatikan sisi infrastruktur demi menggerakkan manufaktur.
"Tuntaskan pipa Cirebon - Semarang sehingga pipa terkoneksi dan distribusi bisa maksimal untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi," lanjut Yustinus.
Baca Juga: BPH Migas : Penurunan harga gas industri perlu dibarengi infrastruktur
Disisi lain, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menuturkan, pemerintah perlu berhati-hati dalam penentuan kebijakan DMO gas.
"Batasannya jangan sampai menjadi kontraproduktif dengan iklim investasi hulu gas itu sendiri," ungkap Komaidi kepada Kontan.co.id, Rabu (8/1).
Ia menjelaskan, dampak negatif dari formulasi kebijakan yang kurang tepat yakni menurunnya minat investasi hulu gas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News