Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
Hal ini membuat pelanggan bakal membayar besaran tagihan listrik yang terdiri dari realisasi konsumsi termasuk jika terjadi lonjakan konsumsi serta 40% dari besaran lonjakan tagihan yang di-carry over dari bulan sebelumnya. Sisanya nanti bakal diangsur secara bertahap selama tiga kali terhitung mulai rekening Juli 2020.
PLN memberikan simulasi seorang pelanggan memiliki tagihan rata-rata sebesar Rp 1 juta yang ia bayarkan pada bulan April dan Mei tetapi telah terjadi lonjakan konsumsi listrik. Hal ini membuat pelanggan tersebut memiliki tagihan listrik sebesar Rp 1,5 juta pada Rekening Juni. Peningkatan Rp 500 ribu atas selisih konsumsi listrik bulan-bulan sebelumnya yang diakumulasikan.
Kendati demikian, dengan ketentuan relaksasi, maka pelanggan cukup membayar Rp1,2 juta. Nilai Rp 200 ribu tersebut merupakan besaran 40% dari selisih Rp 500 ribu yang di-carry over.
Baca Juga: Protes tagihan listrik melonjak 100%, warganet juga "serbu" akun Instagram PLN
Selanjutnya pada rekening Juli dan dua bulan berikutnya, pelanggan diharuskan mencicil sisa tagihan yang di-carry over yakni Rp 100 ribu per bulannya. "Rekening Juni ini bukan karena PLN naikkan tarif tapi karena di carry over dari bulan sebelumnya itu," jelas Bob.
Disisi lain, Senior Executive Vice President Bisnis & Pelayanan Pelanggan PLN, Yuddy Setyo menjelaskan PLN memiliki data mengenai pelanggan yang bakal menerima relaksasi dan akan menyampaikan informasi tersebut langsung ke pelanggan. "Mungkin memang itu ada yang tidak valid, pelanggan bisa konsultasikan ke call center PLN di 123 untuk memastikan," tutup Yuddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News