kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Protes tagihan listrik melonjak 100%, warganet juga "serbu" akun Instagram PLN


Sabtu, 06 Juni 2020 / 10:02 WIB
Protes tagihan listrik melonjak 100%, warganet juga
ILUSTRASI. Pelanggan melakukan top up token listrik di Rumah Susun, Pejompongan, Jakarta Pusat, Rabu (1/4). KONTAN/BAihaki/1/4/2020


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Polemik lonjakan tagihan listrik PLN masih bergulir. Lantaran heran dan tak puas dengan layanan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), para netizen "menyerbu" akun resmi Instagram PLN, yakni @pln_id.

Sejumlah warganet mengkritik kebijakan PLN terkait skema untuk menghindari lonjakan tagihan. Pada Kamis (4/6) lalu, PLN merilis skema penghitungan tagihan untuk melindungi pelanggan rumah tangga yang tagihan listriknya melonjak pada bulan Juni.

Baca Juga: Pelanggan listrik PLN terkejut, tagihan listriknya melejit 100% lebih

Dengan skema ini, menurut PLN, pelanggan yang mencatatkan tagihan bulan Juni melonjak lebih dari 20% dibandingkan Mei akibat penagihan menggunakan rata-rata tiga bulan terakhir, maka kenaikannya akan dibayar sebesar 40%, dan sisanya dibagi rata dalam tagihan tiga bulan ke depan. PLN berharap, skema tersebut dapat mengurangi keterkejutan pelanggan yang tagihannya meningkat tajam.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Electrizen, PLN berusaha mencari jalan keluar atas keluhan pelanggan yang mengalami kenaikan tagihan hingga berlipat-lipat sehingga membebani pelanggan akibat adanya Pandemi Covid-19. . .Sehingga PLN membuat skema penghitungan tagihan untuk melindungi pelanggan pascabayar yang tagihan listriknya naik pada bulan Juni. . .Dengan skema tersebut, pelanggan yang mengalami kenaikan tagihan pada bulan Juni sebesar minimal 20% daripada bulan Mei akibat penagihan menggunakan rata-rata tiga bulan terakhir, maka kenaikannya akan dibayar sebesar 40%, dan sisanya dibagi rata dalam tagihan 3 bulan ke depan. . .PLN harus melakukan pemeriksaan data setiap pelanggan satu per satu, untuk memastikan supaya kebijakan tersebut tepat sasaran. Oleh karena itu, tagihan pelanggan baru bisa diterbitkan dan bisa diakses pada tanggal 6 Juni. #PowerBeyondGenerations #BUMNUntukIndonesia #PLNAtasiCorona #ListrikUntukSemua

A post shared by PLN (@pln_id) on

"Pinter banget PLN nyari uangnya, kelebihannya akan dibagi ke tiga bulan yang akan datang. Coba deh dipikirkan berapa jumlah rupiah yang terkumpul dari kelebihannya. Kalau gua punya uang segitu banyaknya masuk deposito, udah untung banyak. Kita bayar kelebihannya harus, eh giliran PLN balikin dibagi tiga bulan mendatang," tulis pemilik akun @ndy_surya, mengomentari postingan @pln_id mengenai skema bagi pelanggan PLN untuk menghindari lonjakan tagihan.

Baca Juga: Konsumsi anjlok, PLN revisi serapan batubara domestik

Adapula warganet yang keheranan lantaran tagihan listrik PLN bulan Juni justru lebih tinggi daripada pemakaian rata-rata selama tiga bulan terakhir.

"Pemakaian kwh tiga bulan terakhir rata-rata 90 kwh. Kenapa tagihan bulan ini pemakaian 227kwh? Enggak ada penambahan alat elektronik dan saya kerja tidak WFH lohh.. ahh sudahlah," sebut pemilik akun @mulyanaabuazkia.

Adapula warganet yang mengaku rumahnya selalu ditinggal dari pagi sampai sore hari. Malam hari juga lampu dimatikan dan pemakaian normal. "AC enggak ada, alat-alat elektronik tidak ada yang berkapasitas besar. Masa iya sampai naik 100%, biasa bayar Rp 250.000 sekarang lebih dari Rp 500.000 per bulan," ungkap pemilik akun @pojoktamannursery.

Warganet juga menganggap manajemen PLN tidak memberikan informasi yang memadai bagi para pelanggan. Pemilik akun @nataliowongso menilai, tidak semua orang bisa lihat pengumuman ini dan tidak semua orang tahu harus wajib lapor mandiri.

Baca Juga: PLN bikin skema perlindungan pelanggan dari lonjakan tagihan listrik, seperti apa?

Apalagi, tidak semua orang memiliki ponsel atau memiliki kuota internet dan menggunakan Instagram. Dia meminta PLN lebih bijak dalam memberitahukan informasi kepada masyarakat.

"Situasi sudah sulit, kenapa semakin dipersulit dengan lonjakan tarif listrik ini. Seharusnya tetap profesional. Tidak semua pelanggan pascabayar non subsidi memiliki penghasilan berlebihan, apalagi dengan kondisi seperti ini," tulis @nataliowongso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×