Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Dengan hak mengajukan penawaran right to match, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II semakin optimis bisa menjadi pelaksana proyek pembangunan Terminal Petikemas Kalibaru. Apalagi secara pendanaan, Pelindo II sudah siap.
Direktur Utama PT Pelindo II, RJ Lino mengatakan optimisme itu seiring dengan surat resmi yang diberikan Kementerian Perhubungan atas hak Pelindo II untuk mengajukan penawaran right to match kepada pemenang tender.
Lanjut Lino, dari sisi pendanaan mereka juga sudah semakin siap, terutama setelah penandatanganan kesepakatan stand-by loan sebesar Rp 11 triliun dari Bank Mandiri. Menurutnya, Pelindo II akan menunjukkan keseriusan dalam menjalankan proyek itu agar bisa memberi kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan industri kelautan. Dia berharap proyek Kalibaru bisa segera berjalan sesuai rencana pada akhir tahun ini.
Lino menyebut, tahun ini menjadi tahun yang sibuk bagi Pelindo II. Selain akan menggarap Kalibaru, Pelindo II menggagas pembangunan pelabuhan lain yaitu pembangunan Terminal Petikemas Sorong untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian Timur, dan Terminal Petikemas Tanjung Sauh Batam sebagai Asia Port.
Sekadar catatan, pada semester pertama 2011, Pelindo II membukukan laba senilai Rp 970 miliar atau meningkat 136,57% dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan dalam setahun ini, target laba Pelindo II sebesar Rp 1,74 triliun.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan, Pelindo II memang menjadi salah satu calon kuat pemenang tender Kalibaru. Hal itu antara lain karena posisi Pelindo II sebagai penggagas Proyek Kalibaru yang diuntungkan dengan hak untuk mengajukan penawaran right to match. "Dari sisi pendanaan, posisi mereka juga kuat," kata Bambang baru-baru ini.
Meski demikian, sebagai peserta tender Kalibaru, Pelindo II masih harus bersaing dengan peminat lainnya. Pengumuman pemenang tender Kalibaru baru akan diumumkan pada akhir bulan Oktober atau awal Nopember tahun ini.
Bambang berharap setelah pemenang tender diumumkan, ground breaking dapat segera dilakukan tanpa harus menunggu pemenang tender menyelesaikan persoalan pendanaan. Pendanaan proyek oleh pemenang tender, menurut Bambang, semestinya 30% dari kas internal dan 70% pinjaman. "Jadi begitu pemenang tender diumumkan, dana kas internal dapat langsung dipergunakan untuk membiayai proyek itu," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News