Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
Sementara itu terkait dengan daya saing, menurut Elvyn industri ini memerlukan standardisasi operasional tentang pelayanan jasa pelabuhan, modernisasi alat bongkar muat, digitalisasi, juga membangun SDM yang berkualitas.
Elvyn juga mengeluhkan dampak dari virus korona. Menurutnya dampak dari virus korona ini belum berhenti dan masih berdampak pada penurunan arus barang. Karena produksi dan distribusi turun. Menurutnya penurunan traffic itu ada dan akan berdampak pada revenue. Pihaknya mengantisipasi ini dengan meningkatkan arus barang domestik antar pulau.
Baca Juga: Masih berekspansi, emiten operator telekomunikasi siapkan capex triliunan
"Tapi kita berharap dampaknya tidak signifikan karena di luar international trade kita juga kan punya domestic trade perdagangan antar pulau yang diharapkan bisa mendongkrak peningkatan pendapatan melalui domestic trade. Tapi pasti kita harus akui pasti ada dampak. Saat ini saja sudah mulai terjadi sedikit pengurangan arus kapal, penurunan arus barang terutama yang internasional. Khususnya Indonesia yang Asia Timur," katanya.
Tapi menurut Elvyn dampaknya belum terlalu signifikan tapi ada penurunan. "Pengurangan masuknya kapal khususnya Asia Timur agak turun dalam 2 bulan terakhir ini," pungkasnya.
Perlu diketahui, saat ini IPC memiliki 17 anak perusahaan yang bergerak di bidang terminal operator, terminal peti kemas, kemudian juga untuk non terminal peti kemas, kendaraan dan untuk kontainer.
Baca Juga: Ada insentif penerbangan, AP II beri diskon airport tax 20%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News