Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) menargetkan laba sebesar Rp 3,1 triliun di 2020. Sementara dari pendapatan, perseroan menargetkan angka Rp 13,5 triliun.
Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya mengatakan, pertumbuhan target kinerja itu juga diiringi dengan kenaikan operasional Pelindo II. Misalnya arus peti kemas di tahun 2020 ini diharapkan tumbuh menjadi 8,1 juta TEUs.
Baca Juga: PLN resmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum di Jawa Timur
Elvyn menjelaskan, Pelindo II juga menyiapkan strategi untuk pertumbuhan organik melalui pengembangan kapasitas internal. Kemudian juga untuk merealisasikan produktivitas bisa lebih tinggi, layanan bisa lebih cepat, ongkos biaya-biaya bisa lebih kompetitif. Tujuannya adalah agar pelayanan pelabuhan bisa lebih cepat, lebih mudah dan lebih murah. Ini dalam rangka mendukung program pemerintah menurunkan biaya logistik.
"Kita tahu bahwa domestic demand ina masih cukup tinggi. Selama ini yang berorientasi ekspor misalnya, atau impor kita upayakan bisa diganti dengan distribusi arus barang antar pulai di Indonesia. Dengan begitu ada kegiatan kepelabuahannya," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/2).
Elvyn juga mengharapkan sejumlah insentif dalam upaya pengembangan pelabuhan-pelabuhan baru, sehingga memperoleh pendapatan yang cukup untuk mengembangkan usahanya.
Elvyn menuturkan, bentuk insentif yang diperlukan beragam bentuknya. Namun, dalam upaya pengembangan pelabuhan ini ada lebih banyak insentif terkait dengan mengkaji ulang tentang konsesi dan tarif sehingga pelabuhan bisa lebih kompetitif dan bisa mendapatkan pendapatan yang cukup untuk pengembangan usahanya.
Baca Juga: Ihram Asia lakukan penjadwalan ulang bagi jemaah yang batal berangkat umrah
“Insentif memang sebetulnya tidak perlu dalam bentuk finansial tetapi juga bisa berupa relaksasi kebijakan sehingga proses aktivitas pengelolaan jasa pelabuhan bisa lebih cepat dan lebih mudah,” jelasnya.
Sementara itu terkait dengan daya saing, menurut Elvyn industri ini memerlukan standardisasi operasional tentang pelayanan jasa pelabuhan, modernisasi alat bongkar muat, digitalisasi, juga membangun SDM yang berkualitas.
Elvyn juga mengeluhkan dampak dari virus korona. Menurutnya dampak dari virus korona ini belum berhenti dan masih berdampak pada penurunan arus barang. Karena produksi dan distribusi turun. Menurutnya penurunan traffic itu ada dan akan berdampak pada revenue. Pihaknya mengantisipasi ini dengan meningkatkan arus barang domestik antar pulau.
Baca Juga: Masih berekspansi, emiten operator telekomunikasi siapkan capex triliunan
"Tapi kita berharap dampaknya tidak signifikan karena di luar international trade kita juga kan punya domestic trade perdagangan antar pulau yang diharapkan bisa mendongkrak peningkatan pendapatan melalui domestic trade. Tapi pasti kita harus akui pasti ada dampak. Saat ini saja sudah mulai terjadi sedikit pengurangan arus kapal, penurunan arus barang terutama yang internasional. Khususnya Indonesia yang Asia Timur," katanya.
Tapi menurut Elvyn dampaknya belum terlalu signifikan tapi ada penurunan. "Pengurangan masuknya kapal khususnya Asia Timur agak turun dalam 2 bulan terakhir ini," pungkasnya.
Perlu diketahui, saat ini IPC memiliki 17 anak perusahaan yang bergerak di bidang terminal operator, terminal peti kemas, kemudian juga untuk non terminal peti kemas, kendaraan dan untuk kontainer.
Baca Juga: Ada insentif penerbangan, AP II beri diskon airport tax 20%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News