Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) terus berbenah. Dalam waktu dekat ini, Pelindo III akan bekerjasama dengan PT PLN (Persero) untuk membentuk usaha patungan yang nantinya akan mengelola listrik di lingkungan pelabuhan. Jumat (31/8) kemarin, dua perusahaan pelat merah tersebut telah menandatangi nota kesepahaman pembentukan anak usaha.
Djarwo Surjanto, Direktur Utama Pelindo III mengatakan, dalam MoU tersebut kedua belah pihak telah sepakat membentuk tim untuk mengkaji rencana kerjasama. "Tim ini akan bekerja sekitar enam bulan, selanjutnya barulah keluar opsi-opsi yang akan kembali disepakati kedua perusahaan. Misalnya pembentukan anak perusahaan, serta seberapa besar tambahan pasokan listrik ke pelabuhan," kata dia ke KONTAN, Jumat (31/8).
Kawasan pelabuhan yang selama ini dikelola oleh Pelindo III antara lain, Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, Tanjung Emas di Semarang, Banjarmasin, Cilacap, Teluk Lamong, Benoa, Gresik, Probolinggo, Ketapang di Banyuwangi, Tenau-Kupang, Kotabaru, Sampit, Lembar, Kumai, Tegal, Celukan Bawang, Bima, dan Maumere.
Menurut Djarwo, ada dua tujuan dari kerjasama dengan PLN ini, yakni untuk memperbaiki kualitas pasokan listrik di pelabuhan agar tidak terjadi lagi pemadaman, serta konversi mesin-mesin pendukung pelabuhan ke energi listrik untuk peningkatan kenyamanan pelabuhan. "Saat ini, masih banyak mesin-mesin yang ada di pelabuhan yang berbahan baku solar dan menimbulkan polusi," tutur dia.
Secara umum, kebutuhan listrik di masing-masing pelabuhan rata-ratanya sekitar 20 megawatt. Namun, pihaknya belum mengestimasikan total tambahan pasokan listrik maupun besaran investasi untuk memenuhi kebutuhan setrum di seluruh pelabuhan Pelindo III.
Djarwo menambahkan, kawasan pertama yang akan ditingkatkan pasokan listriknya adalah Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Selama ini, suplai listrik yang ada di Pelabuhan Tanjung Perak baru sebesar 15 megawatt.
Listrik itu kurang mencukupi lantaran pelabuhan tersebut semakin sibuk setelah ditunjuk pemerintah menggantikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pintu masuk produk impor hortikultura. "Kebutuhan tambahan listrik termasuk untuk peti kemas dan konversi mesin lainnya di Tanjung Perak sekitar 11 MW," imbuhnya.
Sejatinya tidak hanya perusahaanya yang akan mengantongi untung dari kerjasama tersebut. Bagi PLN, sinergi tersebut akan membuka pasar baru bagi penjualan setrum ke pelabuhan yang dikelola Pelindo III. Karena itu, Djarwo berharap, kongsi tersebut sudah bisa direalisasikan pada 2013 mendatang.
Nasri Sebayang, Direktur Konstruksi PLN bilang, sejauh ini porsi kepemilikan saham dan nilai investasi yang akan dibenamkan kedua perusahaan tersebut masih dalam kajian. "Setiap pelabuhan tentu bisa menjadi kawasan industri karena itu perlu pasokan listrik yang banyak," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News