Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) tampak semakin serius mengembangkan bisnis rumah sakit yang dimilikinya. Meski usaha ini sempat menyebabkan perusahaan merugi beberapa tahun lalu, tetapi kini perusahaan pelat merah itu malah berniat untuk menambah kapasitasnya.
Rencananya akan dibangun gedung perawatan baru yang memiliki empat lantai. “Yang jelas ground breaking-nya tahun ini,” ujar Elfien Guntoro, Direktur Utama PT Pelni kepada KONTAN, Selasa (1/3).
Demi memuluskan rencana ini perseroan telah menggandeng rekannya sesama perusahaan konstruksi pelat merah PT Brantas Abipraya. Gedung baru ini bakal dibangun di lokasi yang sama dengan rumah sakit Pelni di Jl Aipda KS Tubun, Jakarta Pusat. Proyeksinya bangunan baru ini bisa menampung sekitar 200 kasur.
Sekarang ini Bed Occupancy Rate (BOR) RS Pelni sudah mencapai angka 90%. Menurutnya tingkat keterisian berdasarkan kasur ini tidak bisa mungkin mencapai 100%. Namun dengan pencapaian tersebut mau tidak mau kini perusahaan harus menyiapkan ruang tambahan ruang perawatan baru. Diharapkan bangunan baru ini bisa menambah kapasitas ruang perawatan sekitar 40%.
Mayoritas pasien di RS Pelni adalah pengguna kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Dari seluruh pasien, penggunanya mencapai sekitar 70%. Setiap harinya jumlah pasien yang datang mencapai kurang lebih 1500 orang.
Sayangnya perseroan masih belum bisa menyebutkan berapa jumlah anggaran yang dibutuhkannya. Elfien mengaku tak ingin terburu-buru. Meski dalam kesepakatan yang dijalin dengan PT Brantas Abipraya, Kementerian BUMN mensyaratkan adanya kemajuan dalam waktu tiga bulan tetapi ia lebih memilih untuk menuntaskan perencanaan terlebih dahulu. “Pokoknya target operasinya di tahun 2018,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News