kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Pemanfaatan EBT Membutuhkan Investasi Jumbo


Rabu, 25 September 2024 / 23:29 WIB
 Pemanfaatan EBT Membutuhkan Investasi Jumbo
ILUSTRASI. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) milik Star Energy Geothermal - PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) di Jawa Barat.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia belum sepenuhnya dieksekusi. Oleh karena itu, perlu adanya investasi yang berkualitas agar pemanfaatan EBT ini dapat direalisasikan secara lebih baik.

Hal itu disampiakan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi . Ia menyebut pemanfaatan EBT yang dilakukan dari total potensi energi yang ada baru 0,3%. “EBT saat ini baru dipakai 0,3 persen diantara 3,4 TeraWatt potensinya,” ujarnya Eniya, belum lama ini.

Menurutnya, potensi EBT yang besar ini seharusnya dapat digunakan sebaik mungkin untuk dapat menjaga ketahanan energi nasional serta memenuhi target pencapaian bauran EBT.
 
Untuk itu, ia mendorong agara investasi di sektor ini ditingkatkan. Ia melihat,  investasi di sektor energi terbarukan masih tertinggal jauh dibanding sektor-sektor lainnya. Padahal kebutuhan investasi hingga tahun 2030 diperkirakan mencapai US$ 15,9 miliar.

Baca Juga: Menteri ESDM Kaji Ulang Rencana Ekspor Listrik Hijau

Sebagai pengembang EBT, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melalui anak usahanya Star Energy Geothermal berkomitmen mendukung pemanfaatan EBT dengan meningkatkan kapasitas terpasang.

Inisiatif strategis tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Star Energy Geothermal melalui proyek retrofitting dan penambahan kapasitas baru, yang tidak hanya akan meningkatkan kapasitas berbagai unit geothermal yang dioperasikan oleh Star Energy, tetapi juga mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target net zero emission.
 
Hendra Tan, CEO BREN, mengatakan, sekarang merupkan momentum yang tepat untuk memajukan infrastruktur energi terbarukan Indonesia. “Dengan melakukan retrofit dan menambah kapasitas pembangkit eksisting, kami memastikan masa depan yang berkelanjutan dan efisien untuk energi bersih di negara ini,” kata dia dalam keterangannya, Rabu (25/9).
 
Secara total, kapasitas terpasang Star Energy Geothermal akan meningkat sebesar 102,6 MW, sehingga memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan energi geothermal terkemuka di dunia. Total investasi diperkirakan mencapai US$ 346 juta.

Baca Juga: PLN dan Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Bentuk Konsorsium Kembangkan PLTP
 
Selain penambahan kapasitas terpasang pada Star Energy Geothermal, BREN juga telah mengumumkan kemitraan strategis dengan ACEN, perusahaan energi yang terdaftar secara publik dari grup Ayala. Kemitraan ini akan dilaksanakan melalui anak perusahaan ACEN, ACEN Indonesia Investment Holdings Pte. Ltd., dan anak perusahaan Barito Renewables, PT Barito Wind Energy.
 
Kemitraan ini dibangun berdasarkan akuisisi penting pada tahun 2024 dari tiga aset pengembangan energi angin yang berada di tahap akhir di Sulawesi Selatan, Sukabumi, dan Lombok. Aset-aset tersebut secara kolektif menawarkan kapasitas potensial sebesar 320 MW energi angin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×