kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.708.000   17.000   1,01%
  • USD/IDR 16.335   0,00   0,00%
  • IDX 6.788   -6,83   -0,10%
  • KOMPAS100 1.009   -1,54   -0,15%
  • LQ45 781   -2,24   -0,29%
  • ISSI 211   0,76   0,36%
  • IDX30 405   -1,54   -0,38%
  • IDXHIDIV20 488   -3,62   -0,74%
  • IDX80 114   -0,07   -0,06%
  • IDXV30 120   -0,76   -0,63%
  • IDXQ30 133   -0,78   -0,59%

Pemberian Insentif Bisa Buka Jalan Bagi RI Menjadi Basis Produksi Mobil Elektrifikasi


Jumat, 31 Januari 2025 / 08:02 WIB
Pemberian Insentif Bisa Buka Jalan Bagi RI Menjadi Basis Produksi Mobil Elektrifikasi
ILUSTRASI. Ekspor Mobil Toyota Yaris Cross.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri otomotif Tanah Air, bahkan Pemerintah pun menggulirkan berbagai insentif sebagai angin segar untuk memacu penjualan domestik dan ekspor kendaraan produksi dalam negeri.

Tujuannya, agar dapat menguatkan peran Indonesia sebagai basis produksi kendaraan global, hingga menjadikan industri otomotif nasional sebagai ekosistem kendaraan elektrifikasi.

Melalui pemberian insentif kendaraan hybrid berupa diskon Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPNBM DTP) sebesar 3% untuk mobil hybrid yang diproduksi di dalam negeri, diharapkan kinerja industri otomotif nasional baik domestik dan ekspor tetap menjadi salah satu kontributor neraca dagang yang positif.

Berdasarkan data GAIKINDO, sepanjang Januari – Desember 2024 Toyota Indonesia mencatatkan kinerja ekspor sebesar 276.089 unit kendaraan T-brand. Angka ini terkoreksi sebesar 5% dari pencapaian ekspor di periode yang sama di tahun 2023 sebesar 290.772 unit.

Baca Juga: Kinerja Ekspor Mobil Nasional Melambat, Ini Sebabnya

Berkat berbagai dukungan dari pemerintah, masyarakat, stakeholder, serta peran rantai pasok industri otomotif nasional yang kuat dari hulu dan hilir, selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2019 hingga 2024, Toyota Indonesia secara konsisten menyumbangkan sekitar 61% dari total CBU ekspor Indonesia.

Hingga saat ini, Toyota Indonesia telah memasok kendaraan ke lebih dari 80 negara tujuan ekspor di berbagai belahan dunia. Selain melakukan ekspor kendaraan utuh, Toyota Indonesia juga melakukan ekspor kendaraan dalam bentuk terurai (CKD), ekspor mesin, komponen dan alat pendukung produksi (dies & jigs).

“Konsistensi kinerja ekspor tentu saja hal ini bukan sesuatu yang mudah diraih mengingat peran penting anak bangsa yang berkarya di ribuan rantai pasok bahkan Industri Kecil dan Menengah (IKM)," ujar Nandi Julyanto Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dalam keterangannya, Kamis (30/1).

Dihadapkan pada kondisi dinamika ekonomi global, dia bilang Toyota Indonesia akan terus bekerja sama dengan seluruh rantai pasok dari hulu hingga hilir melalui performa ekspor kendaraan T-brand sebanyak 11 varian baik kendaraan berteknologi ICE dan elektrifikasi untuk mempertahankan posisi Indonesia menjadi basis produksi dan ekspor global.

Baca Juga: Mitsubishi Fuso Tambah Dua Bengkel Siaga 24 Jam di Awal Tahun 2025

"Kami memastikan bahwa produk otomotif buatan SDM Tanah Air dapat menjawab kebutuhan pasar global yang semakin kompetitif,” kata dia.

Meskipun kinerja ekspor otomotif nasional mengalami koreksi, namun di sepanjang tahun 2024 permintaan model elektrifikasi melonjak hingga lebih dari 100%. Kendaraan elektrifikasi buatan SDM dalam negeri disebut Nandi, memberikan andil kinerja ekspor otomotif nasional sebesar 18.553 unit.

Angka ini naik 111% dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar 8.792 unit yang diperoleh dari ekspor Kijang Innova Zenix (HEV) sebanyak 11.790 unit dan Yaris Cross (HEV) sejumlah 6.763 unit.

Kedua varian kendaraan elektrifikasi yang diproduksi di Pabrik TMMIN Karawang Plant 1 semakin diminati konsumen global di negara-negara kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah.

“Produk kendaraan elektrifikasi yang semakin diminati menunjukkan kepeduliaan konsumen global akan isu perubahan iklim dan lingkungan “Carbon is our Enemy”. Artinya industri otomotif nasional harus berada di depan perubahan dalam membentuk ekosistem kendaraan elektrifikasi untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional akan produk ramah lingkungan, khususnya saat memasuki era transisi energi," ujar Wakil Presiden Direktur TMMIN, Bob Azam.

"Salah satunya, melalui strategi multi-pathway untuk menjawab beragam permintaan teknologi kendaraan namun tetap mendukung pertumbuhan industri otomotif Tanah Air sejak masa lalu, masa kini, dan di masa depan sesuai prinsip kami “No One Left Behind” bahwa tidak ada teknologi kendaraan yang ditinggalkan," lanjutnya.

Toyota Indonesia berkomitmen mengembangkan kendaraan elektrifikasi untuk mendukung target Pemerintah mencapai NZE di tahun 2060. Mengusung strategi multi-pathway, Toyota Indonesia menyediakan berbagai pilihan teknologi kendaraan seperti Battery Electric Vehicle (BEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), Hybrid Electric Vehicle (HEV), hingga kendaraan konvensional berteknologi Internal Combustion Engine (ICE) yang rendah emisi.

Selain kendaraan elektrifikasi, Veloz dan Fortuner tercatat menjadi kendaraan pabrikan TMMIN yang menyumbangkan performa ekspor dengan total 110.714 unit kendaraan selama setahun ke belakang.

Toyota Indonesia menargetkan pencapaian kinerja ekspor kendaraan T-brand dengan level sama di tahun 2025 dengan terus mengaji peluang untuk memperluas kegiatan ekspor dengan mempertimbangkan permintaan dan tren pasar termasuk pada negara tujuan ekspor non-tradisional serta mengoptimalkan demografi strategis Indonesia.

Selanjutnya: Filipina Ajukan Syarat untuk Singkirkan Sistem Rudal AS Jika China Melakukan Hal Ini

Menarik Dibaca: 4 Drakor Hwang Min Hyun, Terbaru Ada Study Group di Viu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×