kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pembiayaan infrastruktur non anggaran pemerintah mendorong pembiayaan kreatif


Jumat, 08 Februari 2019 / 18:54 WIB
Pembiayaan infrastruktur non anggaran pemerintah mendorong pembiayaan kreatif


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan Infrastruktur non anggaran pemerintah (PINA) terus mendorong pembiayaan kreatif (creative financing) untuk proyek-proyek infrastruktur.

Chief Executive Officer (CEO) Ekoputro Adijayanto mengatakan, untuk tahun ini, pihaknya bisa mendapatkan pembiayaan US$ 6 miliar. Jumlah dana tersebut rencananya dialokasikan untuk 72 proyek infrastruktur.

Adapun salah satu creative financing yang terus didorong PINA adalah Dana Investasi Real Estate (Dire). Menurut Ekoputro, sebetulnya instrumen ini sudah ada di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Lebih lanjut ia menjelaskan DIRE ini tidak hanya diperuntukkan untuk proyek Real Estate saja, tapi segala sesuatu proyek yang di atas tanah termasuk Infrastruktur.

Adapun saat ini salah satu proyek yang sedang didukung PINA dengan DIRE adalah ekspansi pabrik PT Dirgantara Indoneisa (DI). "Kita ingin dorong PT DI untuk DIRE," tambah dia.

Selain DIRE, instrumen lain yang terus dorong PINA adalah perpetuity notes. "Ini semacam hybrid instrumen, dia utamanya dibukukan sebagai ekuitas, tapi ada instrumen semacam kayak utang," katanya.

Jadi, investor selain mendapat keuntungan tapi dari sisi memiliki proyek juga akan mendapatkan permodalan. Secara prinsip, pada Januari 2019 PINA sudah memiliki 21 proyek pipeline dengan peluang investasi US$ 45 miliar atau Rp 629 triliun.

Beberapa proyek tersebut diantaranya PT Waskita Toll Road, PT Dirgantara Indonesia, 10 New Bali Project, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan Perumnas. Ia menjelaskan, tahun ini menjadi waktu yang tepat dalam menjalankan proyek ini karena pembangunan infrastruktur membutuhkan waktu yang relatif lama.

Dengan strategi ini diharapkan dapat memotong biaya dalam proses pembangunan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×