Reporter: Handoyo, Ayu Utami Larasati | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan terus mendorong kinerja ekspor ekonomi kreatif. Salah satu yang menonjol dari beberapa bentuk ekonomi kreatif tersebut antara lain di bidang fesyen. Untuk itulah pada tanggal 23-26 Februari mendatang akan diselenggarakan Indonesia Fashion Week (IFW) di Jakarta Convention Center, Jakarta.
IFW merupakan sarana promosi khusus bagi produk fesyen Indonesia, yang memadukan konsep pengembangan fesyen disesuaikan dengan konsep pemasarannya. “Kami berharap, IFW dapat menjadi media untuk mengembangkan produk fesyen Indonesia, sekaligus menyampaikan informasi seputar industri mode, seperti tren mode internasional 2013 kepada para desainer Indonesia,” kata Mendag, Gita Wirjawan dalam siaran Persnya (13/2).
Pada periode 2002-2010 produk fesyen tercatat sebagai penyumbang terbesar ekspor industri kreatif, dengan total kontribusi hampir mencapai 61,13% dari keseluruhan ekspor produk kreatif.
Kontribusi produk fesyen terhadap nilai ekspor nasional mencapai 5,96%, dengan rata-rata nilai ekspor sebesar Rp 53,94 triliun. Pada 2010, produk fesyen diestimasikan mencatat nilai ekspor sebesar Rp 72 triliun, meningkat 18,04% dari tahun sebelumnya.
Begitu pula bila dilihat dari sisi penyerapan tenaga kerja dan lapangan usaha, dalam periode yang sama (2002 -2010) fesyen juga mendominasi sektor industri kreatif yaitu rata-rata sebesar 54,32% dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 4,13 juta orang atau 4,22% terhadap tingkat partisipasi terhadap tenaga kerja nasional.
"Pelaku usahanya di tanah air 99,99% adalah UMKM, artinya pelaku usaha besar jumlahnya hanya 0,01%," tutur Neddy Rafinaldy Halim, Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM. Halim berharap, dengan melakukan pemberdayaan UKM, terutama di bidang fesyen dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi angka kemiskinan dan tingkat pengangguran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News