Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha menilai industri infrastruktur akan lebih baik di tahun depan. Hal tersebut menyusul rencana pemerintah menawarkan Proyek Strategis Nasional (PSN) di tahun depan.
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur mengakui bahwa perusahaan dalam 5 tahun ke depan akan fokus pada upaya menyeimbangkan pertumbuhan dan kesinambungan finansial untuk membangun ketahanan perusahaan. Salah satu strateginya adalah melakukan proses pemilihan proyek dan/atau investasi secara lebih selektif.
Hingga saat ini, Jasa Marga memiliki 13 konsesi ruas jalan tol yang dioperasikan oleh representative office dan 21 konsesi ruas jalan tol yang dioperasikan melalui anak perusahaan bisnis konsesi jalan tol. Jasa Marga juga memiliki anak perusahaan bisnis pengoperasian jalan tol dan bisnis prospektif untuk mendukung bisnis konsesi jalan tol.
Baca Juga: Penerapan e-KYC di fintech bisa menghemat pengeluaran Rp 57 triliun
"Untuk tetap menjaga keberlanjutan bisnis, saat ini kami tengah mengikuti proses tender untuk beberapa ruas potensial yang telah masuk dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan, setelah sebelumnya baru saja memperoleh konsesi ruas Tol Jogja-Bawen (sebagai pemegang saham mayoritas) dan ruas Tol Jogja-Solo (sebagai pemegang saham minoritas)," ujarnya kepada kontan.co.id, Selasa (1/12).
Kendati begitu, Subakti menerangkan bahwa perusahaan tetap berkomitmen untuk terus menambah konsesi jalan tol yang dimiliki, dengan tetap memperhatikan tingkat kelayakan investasi untuk menjaga keberlangsungan usaha. Salah satunya adalah dengan menjadi pemrakarsa untuk proyek Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap dengan nilai investasi sebesar Rp 57,59 triliun dan proyek Jalan Tol Akses Patimban sebesar Rp 7,53 triliun berdasarkan market sounding BPJT.
Dengan begitu, diharapkan tahun depan emiten berkode saham JSMR di Bursa Efek Indonesia ini masih bisa meningkatkan kinerja perusahaan. Di 2021, ia mengungkapkan pendapatan tol dan usaha lain perusahaan ditargetkan masih akan mengalami pertumbuhan sebesar 14% dan 4% dari prognosa 2020. Meskipun pada waktu yang bersamaan, sejalan dengan telah beroperasinya ruas-ruas tol baru, beban bunga perusahaan juga mengalami peningkatan sebesar 33% dari prognosa 2020.
"Pun demikian, kami tetap berusaha menekan laju pertumbuhan beban melalui langkah efisiensi pada semua lini, sehingga EBITDA ditargetkan dapat tetap bertumbuh sebesar 12% dari prognosa 2020," paparnya.
Baca Juga: Ada pandemi Covid-19, korporasi Indonesia haus kolaborasi dengan Startups
Subakti yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) memaparkan bahwa pihaknya mendukung dengan aktif berpartisipasi dalam pelelangan PSN jalan tol yang diadakan pemerintah sebagai peserta dan pemrakarsa proyek jalan tol.
Sebab, hal tersebut juga sebagai upaya menaikkan daya investasi di jalan tol melalui berbagai inisiatif seperti melakukan pengembangan infrastruktur jalan tol secara profesional dan perhitungan yang akurat, untuk memastikan bahwa proyek jalan tol yang dilaksanakan telah layak secara finansial, serta selalu mengedepankan asas fairness terhadap investor dan para stakeholder.
Namun, ia berharap agar proses penawaran pelelangan jalan tol mengikuti Prinsip Pengadaan Badan Usaha Pengusahaan Jalan Tol sebagaimana Permen PUPR nomor 01/PRT/M/2017 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Untuk Pengusahaan Jalan Tol yang Adil, Terbuka, Transparan, Bersaing, Akuntabel, Saling Menguntungkan, Efektif dan Efisien.
"Selain itu, kami berharap pemerintah dapat menginformasikan status proses tahapan pengadaan tanah jalan tol PSN yang akan ditenderkan serta alokasi risiko pemerintah dan badan usaha sehingga badan usaha yang berminat dapat mempertimbangkan kelayakan ekonomi maupun finansial ruas tersebut dengan lebih komperhensif," tegasnya.
Baca Juga: Tertekan pandemi, divestasi 4 ruas jalan tol Waskita Karya (WSKT) mundur tahun depan
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) Mahmilan Sugiyo menilai bahwa rencana pemerintah untuk menawarkan proyek PSN di tahun depan akan meningkatkan industri konstruksi secara umum. "Namun, pengaruh (mungkin) belum akan dirasakan secara langsung TOTL dalam waktu dekat karena sampai saat ini kami tidak menangani proyek infrastruktur," ujarnya.
Ia mengaku saat ini perusahaan banyak mengerjakan bangunan gedung bertingkat. Per 1 Desember 2020, Mahmilan mengaku kontrak baru yang diperoleh TOTL sebesar Rp 830 miliar. Realisasi tersebut telah mencapai target yang dipasang perusahaan yakni, berkisar Rp 500 miliar hingga Rp 3 triliun.
Selanjutnya: SMI suntik Rp 3,5 triliun untuk pulihkan kinerja PT KAI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News