kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pemerintah didesak melibatkan petani dalam memasok bahan baku industri biodiesel


Kamis, 10 Juni 2021 / 20:23 WIB
Pemerintah didesak melibatkan petani dalam memasok bahan baku industri biodiesel
ILUSTRASI. Pemerintah didesak melibatkan petani dalam memasok bahan baku industri biodiesel


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dana pungutan ekspor (PE) yang dikelola Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dinilai terlalu besar disalurkan untuk industri biodiesel. Padahal industri biodiesel saat ini juga tengah menikmati murahnya harga bahan baku.

Sementara petani kelapa sawit kurang dilibatkan dalam penyediaan bahan baku industri biodiesel.

Untuk itu, pemerintah didesak agar melakukan terobosan regulasi guna mendekatkan petani sawit dan produsen biodiesel. Bagaimana petani  terlibat langsung dalam memasok bahan baku untuk industri biodiesel. Maka transparansi dan keterlacakan menjadi bagian penting mencapai hal ini.

Muncul usulan agar produksi CPO petani diwajibkan digunakan sebagai bahan baku biodiesel. Kemudian dalam menentukan harga CPO tersebut ditetapkan secara khusus antara petani dan industri biodisel, melalui perjanjian bisnis yang saling menguntungkan. Bila petani belum bisa memenuhi kebutuhan bahan baku industri biodiesel, barulah perkebunan kelapa sawit nasional terlibat dalam memasok kebutuhan bahan baku.

Baca Juga: Tunggangi Kenaikan Harga CPO, Sederet Emiten Sawit Ini Genjot Penjualan dan Produksi

Plt Kadiv Lembaga Kemasyarakatan Civil Society BPDPKS, Sulthan Muhammad Yusa, mengatakan, potensi pengembangan industri hilir CPO dalam negeri cukup besar. Ia mengatakan, pihaknya memproyeksikan produksi CPO dan stok pada tahun 2021-2025 akan mencapai 52,30 juta mt sampai 57,61 juta mt, atau rata-rata naik 4% per tahun.

Sementara kebutuhan biodiesel untuk program B30 di periode yang sama mencapai 8,34 juta MT - 9,66 juta MT atau setara 8,85 juta kiloliter - 11 juta kiloliter. 

"Rata-rata naik 5% per tahun," ujarnya dalam FGD Sawit Berkelanjutan Vol 8, bertajuk "Peranan BPDPKS Mendorong Petani Kelapa Sawit Suplai Bahan Baku Biodiesel," Kamis (10/6) yang diselenggarakan Infosawit.

Menurut Yusa, pelibatan sawit sebagai energi terbarukan akan mendorong kenaiakan permintaan bahan baku CPO. Karena itu, pelibatan petani sawit dalam memasok bahan baku itu sangat menguntungkan petani kelapa sawit.

"Kami perlu mendorong program yang bermanfaat bagi petani yang memang membutuhkan," tutur Yusa.

Koordinator Investasi dan Kerjasama Bioenergi Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM, Elis Heviati, mengatakan, pemanfaatan biofuel tidak sebatas untuk biodiesel saja dan terbatas pada pengusaha skala besar. Ia bilang, perlu didorong penyediaan bahan baku produk biofuel berbasis kerakyatan.

"Termasuk mendorong pemanfaatan by product biodiesel, serta pemanfaatan hasil sawit non-CPO," ucapnya.

Baca Juga: Simak rencana bisnis SSMS dan DSNG di tengah naiknya harga CPO



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×