Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) menargetkan pertumbuhan pendapatan dua digit hingga akhir tahun 2025, seiring dengan kinerja paruh pertama yang mencatatkan lonjakan signifikan.
Perusahaan properti yang telah berkiprah selama 23 tahun ini semakin menguatkan fokus pada segmen bisnis berbasis pendapatan berulang (recurring income) sebagai pilar utama ekspansi berkelanjutan.
“Harapannya bisa terus tumbuh double digit dibanding tahun lalu. Kita bersyukur, dari 2022, 2023, sampai 2025 ini, secara omset kami selalu record breaking. Itu jadi momentum besar yang ingin kami bawa ke 2026,” kata Presiden Direktur dan CEO INPP, Anthony Prabowo Susilo, dalam wawancara khusus di Jakarta, Minggu (19/10/2025).
Pada semester pertama 2025, INPP membukukan pendapatan sebesar Rp870 miliar, tumbuh 57 persen secara tahunan. Secara kontribusi, segmen properti (penjualan) menyumbang 38 persen, disusul hotel 32 persen, dan pusat perbelanjaan 30 persen.
Anthony menyebut struktur pendapatan tersebut selaras dengan strategi perusahaan menjaga komposisi ideal, yakni sekitar 80 persen recurring income dan 20 persen pengembangan (non-recurring).
Baca Juga: Paradise Indonesia (INPP) Gelontorkan Rp250 Miliar untuk Perluasan 23 Paskal
“Kami lebih nyaman dengan komposisi seperti itu karena lebih predictable, apalagi di industri properti yang rentan fluktuasi. Naik turunnya tidak ekstrem, jadi bisa direncanakan jangka panjang,” jelasnya.
Tahun ini INPP genap berusia 23 tahun. Perjalanan panjang perusahaan ini tak bisa dilepaskan dari karakter awalnya sebagai pengelola satu-dua hotel, yang berkembang secara bertahap menjadi pengembang properti dengan portofolio 28 properti yang tersebar di 8 kota besar di Indonesia.
“Saya selalu bilang, perjalanan Paradise itu ada dua babak: sepuluh tahun pertama, dan fase kedua setelah tahun 2015. Setelah 2015, kami dapat dukungan investor baru, mulai restrukturisasi, dan fokus kami mengarah ke ekspansi berkelanjutan. Tapi tentu saja, semuanya diuji saat pandemi 2020–2021," tuturnya.
Meski sempat tertunda akibat pandemi, ia menyebut bahwa banyak target yang akhirnya tetap bisa tercapai. “Yang penting bukan terlambat atau tidak. Tapi kita tidak kepleset, dan sekarang kami berada di jalur yang tepat,” ucapnya.
Bagi Anthony, yang mewakili generasi kedua pengelola Paradise, warisan sesungguhnya bukan pada aset fisik, melainkan mindset dan mentalitas.
“Kami enggak lahir dari land bank besar, enggak juga dari modal jumbo. Kami terbiasa membangun dari tantangan. Setiap proyek Paradise itu penuh liku. Tapi itu mental yang justru jadi modal,” tegasnya.
Baca Juga: INPP Targetkan Antasari Place Tuntas 2025, Fokus Perkuat Bisnis Hospitality
INPP saat ini tengah menggarap beberapa proyek kunci, antara lain fase lanjutan di Semarang dan pengembangan tahap awal di Balikpapan, yang akan mulai dibangun pada kuartal I 2026. Proyek Antasari Place juga masih menyisakan fase pengembangan berikutnya.
Meski memiliki berbagai proyek besar, Anthony menegaskan bahwa perusahaan tetap menjaga disiplin dalam penggunaan modal.
"Setiap proyek harus self-sustaining, artinya bisa berdiri sendiri secara pendanaan. Kami enggak tarik dana dari proyek lain. Itu penting karena kami banyak bermitra,” ujarnya.
Paradise juga dinilai unik karena mengandalkan berbagai instrumen pembiayaan, mulai dari modal internal, pinjaman bank, hingga pasar modal dan obligasi.
"Kita harus belajar semua jurus. Dulu modal sendiri, lalu belajar pinjam bank, sekarang kita bisa terbitkan saham dan obligasi. Itu bukan soal enak atau enggak, tapi soal naik kelas dan makin matang,” ungkapnya.
Ke depan, INPP tetap memprioritaskan pengembangan di kota-kota besar dengan menjaga dominasi aset recurring.
"Kami tetap targetkan di 10 kota besar, sekarang baru di 8. Karena reputasi itu penting — begitu kita bangun nama baik di satu kota, orang cari kita lagi,” kata Anthony.
Baca Juga: Indonesia Paradise Property (INPP) Target Rampungkan 2 Proyek Properti Baru Tahun Ini
Mengenai ekspansi, ia menyebut sudah mengincar satu kota baru di kawasan barat Indonesia, namun belum bersedia menyebut lokasi detailnya. “Tunggu tanggal mainnya,” ujarnya.
Meski sempat ditanya soal ketertarikan pada proyek jangka pendek seperti rumah tapak atau ruko yang cepat balik modal, Anthony menyatakan bahwa Paradise tetap berpikir panjang.
"Mindset kami selalu long term. Kami bangun hotel, mall, apartemen — balik modalnya bisa 8–10 tahun, tapi itu sesuai ekspektasi kami. Reputasi dan keberlanjutan jauh lebih penting dari sekadar cuan cepat,” katanya.
INPP menunjukkan bahwa strategi jangka panjang, kemitraan yang kuat, dan keberanian berinovasi dalam skema pembiayaan bisa menjadi landasan pertumbuhan yang berkelanjutan di industri properti.
Setelah 23 tahun, Paradise tak hanya tumbuh dari sisi aset, tetapi juga dari cara pandang bisnis yang makin matang dan strategis. “Yang paling berharga bukan gedungnya, tapi reputasi dan mindset. Itu yang bisa diwariskan,” tutup Anthony.
Baca Juga: INPP Genjot Kinerja Lewat Antasari Place, Insentif PPN DPT Dorong Penjualan
Selanjutnya: Menko Airlangga: Program Magang Bergaji UMP Akan Berlanjut pada Tahun 2026
Menarik Dibaca: Trans Segara City Beroperasi, Mobilitas dari Bekasi ke Stasiun Senen Lebih Praktis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News