kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Pemerintah diminta gratiskan SNI produsen lokal


Kamis, 08 Mei 2014 / 12:43 WIB
Pemerintah diminta gratiskan SNI produsen lokal
ILUSTRASI. Pendapatan Superkrane Mitra Utama (SKRN) sudah mencapai di atas Rp 550 miliar di bulan November 2022.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

BANDUNG. Agar produsen maupun penajin mainan lokal tidak kesulitan mendapatkan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) mainan, pemerintah perlu memberi insentif bahkan menggratiskan biaya sertifikasi. Hal ini bisa menjadi bentuk dukungan pemerintah terhadap kemajuan produsen mainan lokal.

"SNI mainan sebenarnya berdampak positif terhadap perkembangan industri mainan lokal. Saya melihat bahwa penerapan SNI punya ikhtisar meningkatkan keamanan dan kualitas, jadi spiritnya bagus. Karena sertifikasi ini menyangkut substansi dana, saya kira pemerintah harusnya gratiskan SNI untuk produsen lokal," kata pengamat ekonomi dari Universitas Pasundan Bandung, Acuviarta Kartabi, Kamis (8/5).

Acuviarta mengatakan insentif semacam ini dari pemerintah dibutuhkan untuk membangun industri dalam negeri. SNI pun diberlakukan harus dalam rangka membangun daya saing. Dalam jangka panjang, mainan Indonesia pun bisa go international, jangan terus-menerus dihajar mainan impor.

Acuviarta juga mengatakan SNI sebagai bentuk membangun kepercayaan. "Secara otomatis kita membangun kepercayaan dengan adanya SNI. Dalam jangka panjang, kita bisa jangkau pasar internasional dan pasar lokal juga sangat terbuka lebar. Kita juga jangan standar ganda. Mainan impor harus segera dibereskan, karena tidak semua impor itu layak," tuturnya.

Insentif dari pemerintah juga akan memberikan multiplier effect di sisi perkembangan industri. Acuviarta mengatakan, jika industri berkembang, maka tenaga kerja bertambah. Dampak positif lainnya, produk domestik bruto akan bertambah dan mainan impor di Indonesia semakin berkurang. Kearifan lokal, seperti mainan tradisional pun akan kembali terangkat.

Terkait sosialisasi SNI kepada para produsen dan perajin mainan, harus dilakukan secara masif. "Jangan sampai produsen tidak tahu menahu mengenai SNI. Kalau tidak ada persiapan dari segi produksi, maka produsen akan kelabakan. Mungkin akan banyak mainan lokal yang tidak sesuai SNI dan ditarik dari peredaran," ujar Acuviarta.

Acuviarta mengatakan sertifikasi SNI ini memiliki sejumlah tahapan, mulai dari sisi poduksi, kualitas dan sebagainya. Jika masih ada saja produsen mainan yang belum mendapat sosialisasi, peran pemerintah masih kurang dalam sosialisasi kebijakannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×