Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. Pemerintah meminta distributor bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri lebih mengutamakan pembelian BBM produksi kilang minyak dalam negeri. Cara ini untuk membatasi impor BBM.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Evita Legowo berkata, kilang minyak yang bisa dimanfaatkan terutama kilang milik PT Pertamina, kilang Cepu dan kilang PT Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI). "Memang tidak banyak tapi dapat digunakan semaksimal mungkin untuk keperluan dalam negeri," ujar Evita, Senin (28/12).
Evita tidak ingin terjadi ketidak-harmonisan dalam pengadaan BBM. Di satu sisi, Pertamina mengekspor produksinya. Tapi di sisi lain, distributor BBM seperti PT AKR Corporindo dan PT Petronas Niaga Indonesia justru meminta izin impor BBM.
Presiden Direktur AKR Corporindo, Haryanto Adikoesoemo menyatakan kesanggupannya jika harus membeli lebih banyak BBM produksi kilang Pertamina. "Kami dukung penggunaan produk dalam negeri. Tahun lalu, kami juga sudah membeli BBM dari Pertamina saat produksi berlebih," ujarnya.
Belum jelas berapa total produksi BBM dari kilang di Indonesia. Menurut data Pertamina, 32% suplai BBM premium dan solar tahun 2009, masih dipasok dari impor.
Di sektor hulu, tahun ini, produksi minyak mentah dalam negeri sekitar 960.000 barel per hari. Evita berharap, tahun depan bisa naik menjadi 965.000 barel per hari.
Pada tahun 2014, jumlah produksi minyak diperkirakan naik hingga 1,01 juta barel per hari. Kebutuhan minyak di Indonesia pun akan terus naik tiap tahunnya. Tahun depan, permintaan BBM bisa mencapai 1,2 juta hingga 1,4 juta barel per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News