Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Meski Badan Pusat Statistik (BPS) mematok angka ramalan I (Aram I) untuk produksi padi tahun 2011 ini hanya tumbuh sebesar 1,35%, namun pemerintah optimis stok beras di dalam negeri masih aman. Sebab, saat ini selain pengadaan beras di dalam negeri, pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) terus merealisasikan impor beras.
Wakil Menteri Pertanian Bayu Krishnamurti mengatakan berdasarkan pengalaman selama 5 tahun - 10 tahun yang lalu realisasi produksi gabah nasional akan naik dua hingga tiga kali lipat dari angka ramalan I. Artinya, "Realisasinya nanti peningkatan produksi gabah bisa mencapai 3,5% - 4%. Jadi kita harus mengejar pertumbuhan sekitar 1% -2% lagi," ujarnya seusai rapat koordinasi bidang pangan Rabu (2/3).
Ia memperkirakan, panen untuk Januari 2011 sekitar 2,5 juta ton, dan pada Februari sekitar 6,3 juta ton gabah kering giling (GKG). Artinya, potensi produksi gabah selama dua bulan pertama tahun ini sekitar 8,8 juta ton.
Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Sutarto Alimoeso menambahkan, karena curah hujan cukup tinggi memungkinkan petani untuk menanam padi sepanjang tahun. "Jadi keunggulannya tahun ini akan selalu ada panen sepanjang tahun. Hanya saja, yang perlu diwaspadai adalah serangan hama tanaman," ujar Sutarto.
Dengan adanya panen, saat ini Bulog telah melakukan pengadaan beras dalam negeri melalui penyerapan gabah petani. Sutarto bilang saat ini beras yang masuk ke gudang Bulog sebanyak 79.000 ton.
Di luar itu, Bulog juga sudah mendapatkan kontrak pengadaan beras sebesar 100.000 ton. "Ini sudah jauh lebih baik dari tahun lalu," jelas Sutarto.
Saat ini stok beras Bulog hampir mencapai 1,6 juta ton. Selain itu, Pemerintah juga terus merealisasikan impor beras. Berdasarkan data Laporan Pemantauan Harga dan Distribusi Barang Kebutuhan Pokok yang dirilis oleh Kementerian Perdagangan, realiasi pengadaan beras luar negeri pada bulan Februari tahun 2011 hingga 1 Maret 2011 sebesar 336.745 ton.
Realisasi pengadaan beras luar negeri tahun 2010 -2011 hingga 1 Maret 2011 sebesar 1.242.535 ton (65,47%) dari nilai kontrak pengadaan beras luar negeri tahun 2010 - 2011 sebesar 1.898.000 ton.
Dampak mulai berlangsungnya panen raya ini rupanya sudah mulai terasa pada penurunan harga beras. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, rata-rata harga beras medium secara nasional pada Selasa (1/3) Rp 7.302 per kg. Harga ini sudah terkoreksi ketimbang harga beras pada minggu pertama bulan Februari yang sebesar Rp 7.507 per kg.
Rata-rata harga beras di pulau Jawa pada (1/3) kemarin sebesar Rp 6.779 per kg, turun 2,51% ketimbang minggu pertama Februari 2011 yang sebesar Rp 7.176 per kg. Sedangkan harga rata-rata beras di luar Pulau Jawa pada awal Maret ini sebesar Rp 7.418 per kg, turun 1,61% ketimbang minggu pertama Februari 2011 yang sebesar Rp 7.580 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News