kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Pasang Target Pengurangan Emisi Karbon Hingga 32% di Tahun 2030


Selasa, 15 November 2022 / 06:32 WIB
Pemerintah Pasang Target Pengurangan Emisi Karbon Hingga 32% di Tahun 2030
ILUSTRASI. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah menargetkan pengurangan emisi karbon hingga 32% pada tahun 2030 mendatang.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan bisa mengurangi emisi karbon hingga 32% pada 2030 mendatang.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah terus berkomitmen untuk menjaga kenaikan suhu rata-rata global tetap di bawah 1,5 derajat Celcius sesuai dengan kesepakatan pada Paris Agreement di 2015.

"Jika Indonesia hanya melakukan business as usual dan tidak melakukan perubahan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, kita akan memproduksi 1,5 giga ton CO2 pada tahun 2060," ujar Arifin dalam siaran pers, Senin (14/11).

Komitmen Indonesia mengurangi emisi untuk menjaga kenaikan suhu global adalah dengan menaikkan Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) dari target pengurangan emisi karbon menjadi 32% pada tahun 2030.

"Target pengurangan emisi karbon sebelumnya 29% atau setara dengan 835 juta ton CO2, dan ditingkatkan menjadi 32% atau setara dengan 912 juta ton CO2," ujar Arifin.

Baca Juga: Ingin Lebih Ramah Lingkungan, Pemerintah Luncurkan Mekanisme Transisi Energi

Selain dengan meningkatkan target E-NDC, Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Sejumlah upaya konkret yang bakal dilakukan dalam pengurangan emisi antara lain dengan melakukan konversi bahan bakar minyak ke Liquefied natural gas (LNG), memanfaatkan kompor listrik, menggunakan biofuel untuk menggantikan bahan bakar minyak, dan mengakselerasi instalasi rooftop solar panel.

"Salah satu yang terpenting ialah dengan mengurangi pembangkit berbahan bakar batubara (PLTU) dan membangun pembangkit-pembangkit menggunakan Energi baru dan Terbarukan," jelas Arifin.

Arifin menyebut, dengan melakukan konversi ke motor listrik akan memberikan manfaat kepada pelaku usaha kecil dan menengah, karena pemerintah mengedukasi kepada industri kecil dan menengah untuk memiliki skill dalam mengkonversi motor konvensional ke motor listrik.

"Ini juga akan menggerakkan roda perekonomian dan memberikan multiplier effect," imbuh Arifin.

Baca Juga: Di B20, Bos RGE Soroti Pentingnya Peran Swasta dalam Mendukung Ekonomi Berkelanjutan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×