kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah perlu genjot promosi produk kayu Indonesia untuk ekspor


Kamis, 12 Juli 2018 / 21:11 WIB
Pemerintah perlu genjot promosi produk kayu Indonesia untuk ekspor
ILUSTRASI. Kayu Gaharu


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana memberikan insentif UKM pada bidang funitur dari sisi Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK) yang akan disubsidi oleh pemerintah. Namun selain mendorong insentif dari sisi sertifikasi legalitas, pengusaha berharap adanya dorongan dari sektor promosi demi meningkatkan pangsa ekspor.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo menyatakan pemerintah juga sebaiknya mempertimbangkan subsidi dalam sisi pemasaran. Ibaratnya, perlu koordinasi terarah antara pengusaha dengan KLHK ataupun Kemperin untuk mempromosikan produk kayu Indonesia di panggung internasional dengan lebih serius.

"Kementerian Pariwisata punya acara rutin di Berlin, Kelautan di Boston. Kini saatnya ada dorongan untuk mebel, furniture dan produk kayu kita juga di panggung internasional," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (12/7).

Apalagi produk furnitur Indonesia memiliki tingkat kandungan dalam negeri yang sangat tinggi dan menjadi salah satu faktor daya tarik utama bagi importir pada umumnya.

Asal tahu, untuk memperkuat pangsa pasar produk kayu olahan Indonesia, APHI membuka sistem Indonesia Timber Exchange (ITE) yang menghubungkan lebih dari 400 importir dunia dengan pengusaha kayu olahan.

Mengutip informasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ekspor produk furniture terus mencatatkan rekam yang baik. Pada Desember 2017, ekspornya mencapai US$ 1,39 miliar, sedangkan pada data terbaru hingga April 2018, ekspornya mencapai US$ 641,01 juta.

Artinya dalam periode empat bulan pertama di tahun 2018 hampir bisa menyaingi separuh kinerja tahun lalu. Hal ini menjadi indikator tingginya minat internasional pada produk kayu garapan Indonesia.

Adapun mengutip data Kementerian Perdagangan, pada periode empat bulan pertama 2018, ekspor kayu dan barang dari kayu pada sektor industri menyumbang pemasukan sebesar US$ 1,47 miliar atau setara 2,7% pada ekspor non Migas periode tersebut. Ekspor tersebut naik 15,6% dari capaian yoy di US$ 1,27 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×