Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Mulai tahun 2016, Kementerian Pertanian (Kemtan) akan menyetop impor benih bawang merah dan bawang merah untuk kebutuhan konsumsi. Hal itu dilakukan karena saat ini produksi bawang merah dalam negeri dinilai telah dapat memenuhi kebutuhan nasional.
Namun untuk bawang putih, Kemtan masih belum akan membuka kera impor karena butuh waktu meningkatkan produksi. Direktur Jenderal Hortikulturan Kemtan, Spudnik Sujono mengklaim, saat ini luas lahan tanaman bawang merah mencapai hampir 1 juta hektare (ha) yang tersebar di berbagai daerah.
Lahan terbesar masih ada di Pulau Jawa, disusul Bima, dan Sumbawa. Spudnik bilang, Kemtan menargetkan pada 2016, akan ada lahan tambahan untuk bawang merah seluas antara 5.000 ha sampai 7.000 ha.
Perluasan lahan itu akan dilakukan di Jawa yang meliputi Pati, Nganjuk, Bantul, dan Brebes. Sementara di luar Jawa akan dikembangkan di Bima, Enrekang, Gowa, Bangli, dan Tapin.
Dengan tambahan itu, Spudnik menargetkan, produksi bawang merah pada 2016 bisa mencapai 1,33 juta ton setahun atau lebih tinggi dari target tahun 2015 sebesar 1,26 juta ton. Dengan jumlah itu, ia optimistis dapat meningkatkan ekspor bawang dari saat ini yang masih kecil.
"Kemarin kita sudah ekspor sebanyak 18.000 ton dan sekarang terus melakukan ekspor, saya kira sudah hampir 30.000 ton yang diespor sekarang," ujar Spudnik kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Spudnik yakin, penghentian impor bawang merah tidak akan menimbulkan gejolak harga bawang di dalam negeri. Sebab pasokan bawang merah tahun ini saja dinilai telah memenuhi kebutuhan nasional.
Menurutnya, saat ini harga bawang merah secara nasional masih berada di kisaran Rp 15.000 per kg. Harga tersebut, lanjut Spudnik, akan segera turun ke level Rp 12.000 per kg karena bawang dari Majalengka dan Cirebon di Jawa Barat akan segera panen pada Oktober ini.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membenarkan kalau ia telah memerintahkan Dirjen Hortikultura untuk menyetop impor bawang merah tahun depan karena dinilai sudah tidak diperlukan lagi. "Untuk komoditas hortikultura, saya sudah tidak mengijinkan lagi mengimpor bawang merah segar mulai 2016," imbuhnya.
Ia mengklaim, potensi Indonesia menghasilkan bawang merah sangat besar. Ia malah menargetkan pada tahun depan, Indonesia sudah mengimpor bawang merah dalam jumlah besar, kendati ia tidak menyebutkan target spesifik.
Amran mengandalkan Provinsi Nusa Tenggara Barat khususnya di Kabupaten Bima dan Sumbawa sebagai pilar penopang produksi bawang. Sebab wilayah ini dinilai memiliki potensi besar untuk bertanam bawang mera sepanjang tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News