Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pemerintah akan menambah alokasi impor raw sugar atau gula mentah sebesar 250.000 ton khusus untuk industri makanan dan minuman. Tambahan impor itu rencananya diambilkan dari jatah kuota impor tahun depan.
Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Perdagangan mengatakan, tambahan kuota impor gula mentah didasarkan pada permintaan pelaku usaha industri makanan dan minuman. "Pertumbuhan industri makanan dan minuman ternyata lebih besar dari yang diperkirakan," katanya.
Karena khususkan untuk kebutuhan industri, raw sugar impor akan diolah oleh pabrik gula menjadi gula rafinasi bukan gula kristal putih (GKP). Impor sendiri rencananya akan dilaksanakan pada akhir tahun ini.
Dengan tambahan impor ini, Bayu berharap, pasokan gula untuk industri makanan dan minuman dalam negeri lebih aman. "Sehingga industri makanan dan minuman skala kecil dan menengah (IKM) tidak mengambil gula dari pabrik gula konsumsi," katanya.
Pekan lalu pemerintah juga mengumumkan rencana penambahan kuota impor raw sugar untuk konsumsi. Terakhir pemerintah memberikan izin impor gula konsumsi 17.500 ton untuk Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).
Menurut Bayu, selain Kalbar, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) juga mengajukan tambahan impor gula konsumsi. "Beberapa bupati dari daerah juga telah mengirimkan surat ke kita," katanya.
Pemerintah sebelumnya juga mengatakan akan mengimpor gula mentah untuk kebutuhan konsumsi sebanyak 260.000 ton. Impor dilakukan untuk mengisi kekurangan pasokan selama lima bulan pertama 2013. "Itu merupakan keputusan rapat koordinasi terbatas," kata Gamal Nasir, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kemtan).
Jika impor raw sugar gula konsumsi diberikan kepada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan RNI, impor raw sugar untuk kebutuhan industri kemungkinan diberikan kepada delapan pabrik gula rafinasi, yaitu PT Duta Sugar International, PT Jawamanis Rafinasi, PT Angel Products, PT Sentra Usahatama Jaya, PT Permata Dunia Sukses Utama, PT Dharmapala Usaha Sukses, PT Makassar Tene, dan PT Sugar Labinta.
Andre Vincent Wenas, Wakil Ketua 1 Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI), juga Direktur PT Makassar Tene, bilang, kekurangan pasokan gula rafinasi karena pemerintah memangkas kuota impor 2012 sebanyak 400.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News