kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemodal besar kian gencar biayai start up


Kamis, 14 April 2016 / 11:08 WIB
Pemodal besar kian gencar biayai start up


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri, Syamsul Ashar | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Makin banyak grup konglomerasi masuk ke modal ventura bagi usaha perintis atawa start up. Ada Grup Djarum lewat GDP Venture, Grup Sinarmas dengan Sinarmas Digital, Bakrie Grup lewat Convergence Capital, terbaru Kompas Gramedia masuk lewat Skytar Capital.

Lewat Skytar Capital, perusahaan yang juga terafiliasi dengan KONTAN baru-baru ini membiayai 10 perusahaan perintis berkategori seed dan series A. Yakni perusahaan perintis yang bermodal kecil.

Abraham Hidayat, Managing Director Skystar Capital kepada KONTAN, Selasa (12/4) mengatakan, mereka menyediakan anggaran berkisar Rp 1 miliar - Rp 10 miliar per perusahaan. Tak sekadar menjadi pemodal, Skystar akan aktif membina perusahaan-perusahaan tersebut agar mampu tumbuh besar.

Anindya N. Bakrie, generasi ketiga keluarga Bakrie yang menggawangi bisnis Grup Bakrie di bidang teknologi informasi bilang, lewat Convergence Ventures, Grup Bakrie mengalokasikan dana berkisar US$ 30 juta untuk para perusahaan perintis.

"Kami berupaya memfasilitasi start up agar bisa tumbuh bersama," ujar Anin, panggilan karib putra sulung Abu Rizal Bakrie ini. Bakrie, kata Anin, tak berambisi menjadi pemegang saham mayoritas di perusahaan perintis yang Convergence biayai.

Harapan dia, para start up ini mampu mengembangkan ide-ide orisinal dalam bisnisnya. "Maksimal cuma 10%-20% di tiap start up," kata Anin kepada KONTAN.

Grup Bakrie menggunakan modal ventura untuk membiayai perusahaan perintis lantaran sulit untuk menyeleksi dan memilih sendiri ribuan start up. Convergence sendiri tercatat sudah menyuntik modal ke start up seperti Black Garlic, Money Smart, Yes Bos, Adskom, Ematic Solutions, Xfers, Paktor, Males Banget, Indotrading, Female Daily Network hingga Qraved.

Pemodal ventura jelas bukan mengguyur modal cuma-cuma ke perusahaan perintis Harapan mereka, dana yang mereka keluarkan kelak menghasilkan, apalagi jika perusahaan perintis ini kelas menjadi besar. Bila tidak, pemodal ventura memang harus rela menanggung kerugian.

Vice President Corporate Communication PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Arief Wibowo mengatakan, rata-rata tingkat keberhasilan pelaku start-up adalah 10% dari total yang didanai. Oleh karena itu, "Pendampingan dan pembinaan sangat penting dalam bisnis ini," ujar dia, Rabu (13/4).

Tahun ini, Telkom yang menjadi pemodal start up lewat Metra Digital Inovasi ini menyiapkan dana sekitar US$ 25 juta untuk usaha perintis. Bahkan, agar mampu menggaet start up andal, Telkom membuka kantor perwakilan di Silicon Valey, San Fransisco, Amerika Serikat.

Mereka menggandeng Plug n Play untuk operasi kantor ini. Jika start up sukses menjadi besar, tentu saja para pemodal ini bisa menangguk keuntungan yang tak sedikit. Pasalnya, umumnya, para pemodal ini mendapatkan saham istimewa alias preferred stock di perusahaan perintis. Mereka berhak mengonversi modalnya menjadi kepemilikan saham atau convertible notes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×