Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Rencana PT Kereta Api Commuter Jabodetabek (KCJ) untuk segera mengoperasikan kereta bekas dari East Japan Railway Company (JR East) yang dipesan sejak November terpaksa molor.
Dari semula direncanakan Desember 2013, diperkirakan mundur menjadi akhir Januari nanti. Penundaan itu disebabkan belum selesainya proses sertifikasi.
“Mudah-mudahan Januari ini, karena sudah uji coba juga,” kata Eva Chairunisa, Manager Humas PT KCJ kepada Kontan akhir pekan lalu.
Sekitar 100 kereta yang datang pada November dan Desember tahun lalu hingga kini masih dalam proses sertifikasi di Kementerian Perhubungan. Jika proses sertifikasi itu sudah selesai maka bisa langsung dioperasikan. Saat ini fisik keretanya sendiri masih disimpan di Balai Yasa, Manggarai.
Seperti rencana semula, kereta dijadwalkan beroperasi pada akhir Januari nanti tidak akan digunakan untuk menambah perjalanan KRL Jabodetabel yang sudah ada.
Menurut Eva, perusahaan masih berfokus untuk menggantikan sejumlah armada yang bermasalah. Dari 600 unit kereta yang dimiliki PT KCJ, saat ini terdapat 20% yang mengalami kerusakan AC yang sudah tidak dingin.
Belum diketahui, berapa banyak kereta yang akan dialokasikan untuk menggantikan armada yang bermasalah. Direktur PT KCJ Tri Handoyo hanya mengatakan penambahan operasional KRL baru akan dilakukan setelah perbaikan armada selesai.
Akhir pekan lalu, PT KCJ juga kembali menerima 30 kereta bekas dari Jepang di Pelabuhan Tanjung Priok. Ini merupakan kedatangan tahap kelima dari 180 unit kereta seri 205 yang dipesan PT KCJ. Dengan demikian tercatat sudah 130 kereta bekas yang tiba di tanah air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News