Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Produsen produk-produk petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatat penurunan pendapatan pada semester pertama tahun ini. Meski demikian perusahaan malah mencatat peningkatan laba bersih.
Berdasarkan laporan keuangan TPIA, pada semester pertama tahun ini, perusahaan ini mencatat pendapatan US$ 799,81 juta, atau turun 38,3% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 1,29 miliar.
"Penurunan pendapatan disebabkan karena volume penjualan menurun dan harga jual secara regional turun," ujar Suryandi, Direktur TPIA pada KONTAN, Jumat (31/7).
Namun ia tidak menjawab, apakah penurunan penjualan disebabkan karena penurunan permintaan di industri hilir petrokimia. Ia hanya menjelaskan margin harga jual dari produk, lebih baik dari tahun lalu karena margin produk kimia global juga meningkat.
Dari total pendapatan tersebut, sebesar US$ 660,44 juta atau setara dengan 82,57% dari total pendapatan, diperoleh dari dalam negeri. Sisanya sebesar US$ 136,62 juta atau setara dengan 17,08% dari total pendapatan berasal dari konsumen luar negeri.
Berdasarkan jenis produk yang dijual, produk polefin menyumbang pendapatan terbesar, yakni US$ 510,89 juta atau setara dengan 63,87% dari total penjualan. Produk yang menyumbang pendapatan terbesar kedua adalah styrene monomer dengan nilai US$ 130,12 juta atau setara dengan 16,26% dari total penjualan.
Adapun produk olefin mencatat penjualan US$ 110,16 juta atau setara dengan 13,77% dari total penjualan. Sementara itu, produk butadiene menyumbang pendapatan sebesar US$ 45,85 juta atau setara dengan 5,73% dari total penjualan.
Meski mencatat penurunan, laba bersih perusahaan malah meningkat. Pada semester pertama tahun ini, perusahaan mencatat laba bersih sebesar US$ 30,31 juta.
Catatan tersebut meningkat hampir lima kali lipat dari laba bersih periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 6,51 juta. Pada triwulan keempat perusahaan akan berhenti beroperasi sementara selama 90 hari.
Hal ini dilakukan untuk mengintegrasikan fasilitas naphta cracker yang baru dengan yang sudah ada. Selain itu, juga akan dilakukan kegiatan terjadwal, yaitu turn-around maintainance.
Untuk diketahui, perusahaan ini berinvestasi total sebesar US$ 380 juta untuk membangun naphta cracker baru tersebut. Investasi dan pembangunan tersebut bersifat multiyears sejak 2014, atau sudah dikerjakan dua tahun.
Adapun naphta cracker baru tersebut akan dibangun di lokasi pabrik TPIA yang saat ini berada di Cilegon, Banten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News