Reporter: Abdul Basith | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Central Proteina Prima Tbk di kuartal III tahun 2017 kurang memuaskan. Pendapatan perusahaan ini, misalnya, menurun bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, emiten berkode saham CPRO ini mencatatkan pendapatan periode Januari hingga September 2017 sebesar Rp 4,75 triliun. Sementara untuk periode yang sama tahun 2016, pendapatan CP Prima bisa mencapai Rp 6,78 triliun.
Penurunan pendapatan tersebut diperkirakan sebagai dampak kurangnya bahan baku perikanan. Kondisi tersebut banyak dikeluhkan oleh pelaku industri perikanan.
"Semakin banyak anggota mengeluh kekurangan bahan baku," ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Budhi Wibowo kepada KONTAN, Minggu (5/11).
Budhi bilang, keluhan anggota mengenai kekurangan bahan baku terutama dilontarkan oleh perikanan tangkap. Pengusaha perikanan budidaya yang mengeluh jumlahnya lebih sedikit.
Permasalahan lainnya, lanjut Budhi, adalah kemudahan izin kapal. Ia menganggap, dengan perizinan yang mudah akan meningkatkan kapal nelayan yang berlayar sehingga hal tersebut dapat meningkatkan pasokan ikan.
Di sisi lain, ada pula keluhan terkait peraturan alat tangkap tidak ramah lingkungan sehingga dirasa perlu dilakukan kajian. Kajian tersebut dinilai akan dapat menyelesaikan kontroversi yang ada selama ini. Asal tahu saja, pemerintah melarang alat tangkap tidak ramah lingkungan yang akan mulai efektif diterapkan pada tahun 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News