Reporter: Amalia Fitri | Editor: Handoyo .
Dalam catatan Kontan, pada IPO lalu, perseroan membuka dana IPO akan digunakan untuk pengembangan segmen usaha dan pembayaran utang. Secara rinci, sebanyak 31,40% akan digunakan untuk kegiatan usaha Sistem Integrasi Informatika, kemudian 24,56% akan digunakan untuk kegiatan usaha Sistem Integrasi Telekomunikasi
Selanjutnya, sebanyak 22,84% dana IPO akan digunakan untuk pembayaran sebagian utang ENVY. Lalu, sebesar 19,09% akan digunakan sebagai modal kerja berupa gaji karyawan, sewa kantor, dan biaya-biaya umum dan administrasi. Terakhir, sebanyak 2,11% akan digunakan untuk penelitian dan pengembangan produk-produk ke depan dan produk yang sudah ada.
Baca Juga: Kementerian Koperasi dan UKM bubarkan 40.013 koperasi, ini alasannya
"Sebelum akhir tahun, kami sudah berhasil melampaui target tahunan pada periode kuartal III 2019. Kami berharap, dalam dua bulan terakhir ini, ENVY bisa mencapai angka yang lebih tinggi," lanjut Dato Sri Mohd Sopiyan.
Pada tahun 2020 mendatang, ENVY mematok target pendapatan sebesar Rp183 miliar dan laba bersih sekitar Rp13 miliar, meningkat satu kali lipat dari tahun ini.
"Kami fokus di beberapa hal, seperti ekspansi di bisnis big data, analisis data, artificial intelligence, hingga internet of thing (IoT). Dalam hal sistem, kami juga mengedepankan layanan block chain dan sistem inti di perbankan, lalu QRIS (QR Code Indonesia Standart), keamanan siber berbasis cloud dan non-cloud," jelasnya.
Baca Juga: Siap-Siap, Banyak Emiten Baru Akan Listing di Akhir Tahun
Dengan fokus kepada proyek yang menghasilkan reccuring income sampai tahun depan, ENVY berkata sampai saat ini telah memiliki 10-15 partner bisnis yang didominasi pihak swasta. Sementara itu, menilik laporan keuangan ENVY kuartal III 2019, jumlah entitas dan ekuitas turut mencatat kinerja apik dengan lonjakan di atas 100%.
Jumlah entitas ENVY berada di angka Rp361,53 miliar atau meningkat 112,66% dari Rp 170,64 miliar pada akhir 2018. Sementara jumlah ekuitas meningkat Rp208,7% di angka Rp330,20 miliar dari Rp103,79. "Untungnya liabilitas kami menurun 38,57% menjadi sebesar Rp41,06 miliar dari Rp66,85 miliar. Ini kami tidak terbebani utang," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News