Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) membukukan kinerja keuangan positif pada semester I-2022 baik dari sisi pendapatan, laba bersih, maupun EBITDA. Pencapaian ini didorong oleh tren kenaikan harga crude palm oil (CPO).
Teladan Prima Agro melaporkan realisasi pendapatan sepanjang semester I-2022 sebesar Rp 1,77 triliun. Pendapatan tersebut tumbuh 32,7% dibandingkan periode sama 2021 yang sebesar Rp 1,33 triliun.
Hal ini dikarenakan lebih tingginya harga jual rata-rata CPO yang mencapai Rp 13.953 per kilogram (kg) dan harga jual inti sawit atau palm kernel (PK) sebesar Rp 10.186 per Kg.
Pendapatan Perseroan dalam enam bulan pertama di tahun 2022 tersebut berasal dari dua produk. Pertama, penjualan CPO sebesar Rp 1,57 triliun, sejalan dengan tingginya harga jual rata-rata CPO pada semester I-2022 yakni hingga 46,1% year on year (yoy).
Baca Juga: Harga Saham Pasca IPO Tahun 2022 Banyak Yang Turun, Saatnya Jual atau Beli?
Kedua, penjualan PK sebesar Rp 195,05 miliar, didukung oleh volume penjualan PK yang meningkat 481 ton serta kenaikan harga jual sebesar 69% yoy.
Sementara itu, realisasi laba bersih TLDN pada semester I-2022 sebesar Rp 507,13 miliar, tumbuh 222,9% dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya senilai Rp 157,04 miliar. Kemudian, realisasi EBITDA pada semester I-2022 mencapai Rp 810,24 miliar, tumbuh 71% dari pencapaian semester I-2021 sebesar Rp 473,91 miliar.
"Selain itu, Perseroan juga mencatat outlook prospek bisnis yang positif. Hal ini tercermin dari tingkat pengembalian aset atau return of asset (RoA) pada semester I-2022 yang mencapai 17,9%, lebih tinggi dari periode sama tahun sebelumnya yakni 7,8%," ungkap Direktur Utama PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) Wishnu Wardhana, dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Jumat (29/7).
Sejalan dengan hal tersebut, tingkat pengembalian ekuitas atau return of equity (RoE) juga terus meningkat, yaitu sebesar 44,3% pada semester I-2022, tumbuh dibandingkan semester I/2021 sebesar 38,1%.
Dari sisi kinerja operasional, Teladan Prima Agro memproduksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 514.690 ton sepanjang semester I-2022, dimana produksi TBS inti pada kuartal kedua mencapai 260.945 ton, tumbuh 36,9% dibandingkan 190.654 ton pada kuartal pertama. Kemudian, produksi TBS plasma pada kuartal kedua sebesar 34.301 ton, tumbuh 19,1% dibandingkan 28.790 ton pada kuartal pertama.
Baca Juga: Bijak dan Cermat Memilih Saham Baru, Begini Kondisi Saham IPO 2022
Wishnu menjelaskan, peningkatan produksi tersebut tidak terlepas dari upaya-upaya perbaikan yang dilakukan seperti percepatan perbaikan infrastruktur dan optimalisasi kegiatan panen.
Untuk mewujudkannya, Teladan Prima Agro menerapkan inisiasi penerapan Internet of Things (IoT) sebagai inovasi dalam pengelolaan operasional yang terletak di Kalimantan Timur melalui Teladan Productivity Technology Science (TPTS).
Perseroan, kata Wishnu, menggunakan TPTS untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi dengan mengusung teknologi remote sensing, data analytical produksi, dan biaya yang terintegrasi secara komprehensif.
Wishnu menegaskan dengan pertumbuhan produksi di kuartal kedua tersebut, serta tingginya harga jual rata-rata CPO pada semester pertama, Perseroan dapat membukukan EBITDA dengan pertumbuhan positif dibandingkan semester yang sama di tahun sebelumnya.
Baca Juga: Ini Rekap Jadwal Pembagian Dividen 10 Emiten Mulai Dari TLKM Hingga SGRO
"Perseroan optimistis, hingga akhir tahun 2022, kinerja keuangan perusahaan akan tumbuh positif dibandingkan akhir tahun 2021. Sebab, pencapaian pendapatan dalam enam bulan pertama di tahun ini sudah setara dengan 60,24% dari total pendapatan keseluruhan tahun 2021. Bahkan, untuk laba bersih semester I-2022 telah mencapai 95,47% dari realisasi laba bersih sepanjang tahun 2021," jelasnya.
Outlook positif tersebut didukung oleh tren kenaikan harga CPO global yang telah berlangsung selama enam bulan pertama di tahun ini. Adapun posisi harga CPO di Malaysia Derivatives Exchange pada akhir semester I-2022 yakni 30 Juni 2022 sebesar MYR 4.910 per ton, tumbuh 21,38% dari posisi harga 31 Desember 2021 sebesar MYR 4.045 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News